Buku SAP2000 Seri 2

Lanjutan dari sekuel perdana Seri 1 sebelumnya, kini telah terbit buku SAP2000 Seri 2 (cara pemesanan bisa lihat di sini) :

236 Halaman
15 cm x 21 cm
ISBN 978-602-99486-1-5

Buku tutorial SAP2000 dengan gaya sajian Cepat-Tepat-Mahir akan membuat pembaca serasa belajar privat langsung dengan ahlinya. Kenapa? Tidak hanya sebatas cara penggunaan program saja, tapi arti angka-angka juga turut serta diuraikan. Dalam Seri 2 ini, topik pembahasan adalah pada analisis beban gempa, dengan metode statik dan dinamik. Oh ya, ada juga pembahasan untuk desain otomatis penampang beton bertulang. Cuplikan materinya sebagai berikut ini :

  • Elemen dinding geser (shear wall)

Shear wall

Shear wall

  • Analisis Statik Ekuivalen

Statik Ekuivalen

  • Analisis Response Spectrum

Response Spectrum

  • Analisis Time History

Time History

  • Mass Source & Modal Analysis

Mass Source

Modal

  • Desain beton bertulang

Desain Beton

Desain Beton

Cover SAP2000 Seri 2

Sekadar gambaran, buku Seri 1 terdahulu sudah dipesan mulai dari Aceh sampai Papua lho… jadi di mana pun lokasi Anda, jangan khawatir pasti kebagian kok (asal alamatnya ndak salah hehehe).

SAP2000 Seri 1+2

Oke, selamat membaca…  🙂


Tambahan  :

  • Alamat download untuk contoh file lihat di halaman Downloads
  • Penulisan untuk sengkang, ada yang menulis sengkang dengan 2 kaki sebagai 2P atau 2D, 3 kaki sebagai 3P/3D, dst.; ada juga yang menulis 2 kaki sebagai 1P, 3 kaki sebagai 1,5P, 4 kaki sebagai 2P, dst. (cara kedua adalah berdasar jumlah loop sengkang yang dipasang). Yang dimaksud dalam buku adalah cara yang pertama, sehingga 2P adalah untuk penyebutan sengkang dengan 2 kaki.
  • Koreksi kebutuhan untuk tulangan torsi ditambahkan juga pada kebutuhan tulangan dari lentur dan geser, sehingga jumlah tulangan total yang diperlukan adalah 245,2+282,5 mm^2 (tul. pokok) dan 0,238+(tul. min geser) mm^2/mm (tul. sengkang).
  • Mutu material tulangan jika mengacu pada standar baru yaitu SNI 2052:2014 (sebelumnya PUBI-1982) maka rinciannya adalah sbb.:
    • BJ-TD 40 menjadi BjTS 40 : fy min = 390 MPa, fu min = 560 MPa
    • BJ-TP 30 menjadi BjTP 24 : fy min = 235 MPa, fu min = 380 MPa

258 tanggapan untuk “Buku SAP2000 Seri 2”

  1. ***WARNIG***
    FOR STARTING LOAD VECTOR: ACC = UX
    LOAD IS APPLIED TO ONE OR MOR MASSLESS DEGRRE OF FREEDOM
    CORRESPONDING RITZ MODE MAY BE UNAVAILABLE OR INACCURATE FOR DYMNAMICS
    ***WARNIG***
    FOR STARTING LOAD VECTOR: ACC = UY
    LOAD IS APPLIED TO ONE OR MOR MASSLESS DEGRRE OF FREEDOM
    CORRESPONDING RITZ MODE MAY BE UNAVAILABLE OR INACCURATE FOR DYMNAMICS.
    Saya sdh melakukan step by step lgkah kerja seperti pada buku sap seri2 dengan model berbeda, tetapi msh tetap muncul pesan warning spt tersebut diatas pak, mohn solusinya pak… Terima kasih sebelumnya..

    1. Bisa coba dicek lagi untuk assignment constraint yaitu dengan diaphragm pada tiap lantai, lalu cek juga setting analysis option apakah sudah benar portal frame.

  2. setelah saya coba mengulang kembali assignment constraintnya ternyata masih tidak bisa, begitupun seetting analysis optionnya sdh di portal frame pak, tape setelah saya rubah type of mode dari analisa modal ke eigen vektor pesan warningnya tidak keluar lg pak.. apakah saya bisa pakai metode tersebut pak? dan apakah perbedaan dari kedua pilihan mode tersebut pada load case modal pak?
    satu lagi pak,apakah analisis pembuatan model dengan menginput massa pada tiap2 lantai pada analisa 3D dapat kita lakukan pak?
    terima kasih sebelumnya pak…

    1. Untuk Ritz Vectors memperhitungkan juga input dari beban (load) yang digunakan sedangkan Eigen Vectors hanya dari properties strukturnya saja dan tidak ada setting untuk target mass participation ratio. Satu hal penting untuk diingat adalah pemberian massa (mass source) harus tepat (tidak terlalu besar atau kurang dan tipe pilihan tepat, lihat hal.92). Untuk pertanyaan terakhir bisa saja dilakukan, hanya lebih perlu ketelitian, dan jangan lupa untuk setting mass source jangan sampai keliru (hal. 94 bagian bawah).

      Sekadar mengingatkan, saat memberi/membalas komentar di blog ini, kalau sudah muncul keterangan seperti “Komentar sedang menunggu konfirmasi”, maka tidak perlu membuat komentar baru lagi. Ditunggu saja karena komentar sudah tercatat hanya perlu menunggu approval dan saya tidak bisa standby terus menerus (komentar tidak bisa langsung di-approve saat itu juga namun sudah tercatat). Terima kasih.

      1. terima kasih atas sarannya pak,, saya akan mencoba lebih teliti lg dalam pemodelan strukturnya, kemungkinan input pada model saya masih ada yang salah…

  3. Pak Purbo,

    saya mau menanyakan soal SAP2000.

    saya coba memodelkan 2 bangunan sederhana.
    yg pertama kolomnya 3 meter, yg kedua kolomnya 6 meter.
    tapi hasil output momen kolom pada model pertama lebih besar dibandingkan dengan model kedua yg kolomnya lebih tinggi.

    mohon pendapat Pak Purbo.
    apakah saya salah modellingnya ya pak?
    ato hasil tersebut sudah benar dan masuk akal ya pak?

    berikut modelling yg saya buat:
    https://www.dropbox.com/sh/2luxel4e8zfllxl/sDYrwR4g0v

    mohon koreksinya ya pak.
    terima kasih banyak ya pak.

    1. Dicek saja inputnya dahulu, terutama input penampang, material dan pembebanan, siapa tahu ada yang terlewat misal kolom keliru ikut terbebani (file input tidak dapat dibuka). Cek dulu juga nilai outputnya tidak hanya berdasar perbandingan bentuk momennya saja, karena kadang tampak lebih besar tapi kalau dilihat secara detail lebih kecil.

  4. ass pak..
    sebelumnya saya prnh menanyakan untuk pemodelan saya yang error saat analisys…
    setelh saya coba lagi dengan menghilangkan joint load akibat beban tangga baru pemodelan saya tidak ada lg pesan error..
    yg ingin saya tanyakan lagi, bagaimanakah kita memasukkan beban tangga pada model yg kita buat pak, sedangkan dengan beban joint yg pernah saya terapkan untuk beban tangga terjadi erorr pada saat di run?
    terimakasih sebelumnya pak…

    1. Wa’alaikumsalam, error yang muncul seperti apa ya, joint load diberikan pada elemen frame atau shell? Kemungkinan ada assignment yang kurang cocok bisa pada nodal, frame atau shell tempat joint load-nya. Untuk model 3D alternatifnya bisa dengan memodelkan tangga lewat elemen shell, atau cukup dimodelkan sebagai beban pada balok tepi dengan beban merata dan momen puntir.

  5. selamat siang pak saya bambang supriadi sudah transfer uang hari jumat tgl 16-8-2013 untuk pembelian buku jilid 1& 2 tapi sampai hari ini belum ada konfirmasi baik melaui sms maupun email,terima kasih atas perhatianya

  6. selamat malam pak! saya alfiady reza pesan buku seri 1 dan 2 hari rabu tanggal 4 September 2013 dan pembayarannya sudah ditransfer hari jumat tanggal 6 september 2013. untuk bukti pembayarannya sudah dikirim ke email zamilconsulting@yahoo.com pada hari itu juga. tapi, sampai sekarang bukunya belum sampai dan belum ada konfirmasi apakah bukunya sudah dikirim atau belum. bagaimana ya pak saya tahu bukunya sudah dikirim atau belum? terima kasih atas perhatiannya.

  7. Hallo Pak Purbo,

    saya mau menanyakan untuk modelling slab dan beam..
    misal ada slab dan beam yg sperti gambar ini.

    bagaimana cara modelling nya ya pak?
    apakah sebenernya itu sama aja koneksinya?

    oh ya pak, kalo kita modelling kan kita bikin slab dan beam itu akan dimodelkan slab nya ada ditengah balok. padahal kan slab itu di bagian atas balok.
    apakah setiap kali kita modelling harus di atur letak koneksi slab ke balok ini?
    kalo ga salah perintahnya namanya Offset

    mohon pencerahannya ya pak.
    terima kasih banyak Pak Purbo.

    1. Untuk kasus tersebut kalau dimodelkan dengan elemen frame ya otomatis hanya bisa pada satu elevasi saja, dengan tambahan torsi jika beban berat dan/atau baloknya cukup tinggi. Pada pemodelan pelat biasa, tidak perlu digeser penempatannya tidak apa-apa. Kalaupun hendak digeser dengan perintah assign insertion point pada frame. Jika hanya sebatas alasan visual, maka option do not transform stiffness perlu diaktifkan.

    1. Buku Seri 2 yang sudah terbit tetap bisa dipakai kok, karena penekanan buku tersebut terutama adalah pada aplikasi analisis gempa dinamik untuk SAP2000, jadi walaupun peraturannya berganti, namun esensi pemodelannya tetap sama (cara input grafik, setting massa, cek syarat base shear, dll.) dengan tambahan penyesuaian nilai/faktor terhadap yang baru.

  8. Selamat malam Pak Purbo, saya pemesan buku SAP 2000 seri 1 dan 2 masing-masing 5 buku atas nama Antonius Amba Lembang dari Makassar, telah mengirim bukti pembayaran lewat email ke zamilconsulting@yahoo.com pada hari senin tgl 10 Maret 2014, kira-kira kapan bisa dikirim bukunya?

  9. selamat malam pak.
    pak saya mau tanya, soal pemodelan dengan sap 2000.
    bagaimana cara membuat pemodelan gedung yg mempunyai basement dan bagaimana distribusi gaya gempanya pak (distribusi manual bukan auto lateral load) apakah samapi di lantai basement yg dibawahnya atau gimana pak?
    terus apakah tampilan model bisa terlihat perbedaan pada lantai basement dengan lantai diatasnya (atas permukaan tanah dasar)..?

    1. Untuk basement bisa dimodelkan sama seperti struktur di atas tanah, dengan perbedaan ada dinding basement yang bisa turut dimodelkan misal dengan shell dan ada tekanan tanah, sedangkan gaya gempa hanya sampai pada level muka tanah saja, dan pada level tersebut juga bisa diberi kekangan lateral.

  10. selamat sore pak, saya mau tanya tentang pemodelan truss di SAP, apakah frame-frame pada truss harus di moment release?? mengapa? apakah momen release diberlakukan juga pada sambungan baut? misal nya pada rafter?

    1. Hati-hati terhadap kategori elemennya. Struktur rafter tidak bisa dianggap sebagai truss (rangka batang) karena beban akan berada di sepanjang bentang sehingga lebih bersifat seperti balok (menahan terutama lentur & geser, sedangkan pada truss dominan gaya aksial). Untuk truss asalkan memenuhi syarat 2J<=M+R (untuk 2 dimensi) tidak diberikan release masih bisa. Maksud release untuk mengakomodasi sifat idealisasi rangka batang dengan ujung pin/sendi, sedangkan yang terpenting adalah setting agar batang tersebut dominan menerima aksial.

  11. Assalamualaikum M as Purbo, pripun kabar e? Sae? 
    Mau nanya mas. Saya lagi analisa struktur 3D gedung dengan metode statik ekuivalen. Yang saya bingung, pas udah kelar semua, di Modal Load Partitipation Ratio ujug-ujug muncul UZ. Malahan yang UY nilainya nol. Padahal di Load Case untuk gempanya udah U1 dan U2. Kira-kira salahnya dimana ya mas?
    Thx in advance. 

    1. Wa’alaikumsalam, saya juga jadi bingung, katanya analisis statik ekuivalen tapi kok lihatnya modal load participation yang dikhususkan untuk analisis dinamik. Kalau memang yang dimaksud untuk dinamik, yang dilihat adalah modal participating mass ratio (buku Seri 2 hal.148).

      1. Kebetulan saya belum punya Buku Seri 2 nya mas. Ini lagi proses pesan sih hehe..
        Bukannya di modal load partitipation ada kolom untuk dynamic juga mas? Lalu untuk Modal participating mass ratio, bagaimana kontrolnya?
        Oya mas, kalo untuk beban akibat tekanan tanah, input sapnya dia gimana ya? Sebagai Live apa Dead? atau define beban sendiri?

        Maturnuwun..

      2. Untuk analisis dinamik silakan nanti mengacu ke buku saja sudah ada penjelasannya. Untuk tipe beban tidak berpengaruh dimasukkan sebagai beban apa, yang penting jangan sampai berat sendiri terhitung ganda (self weight = 0). Ada baiknya juga dikategorikan sebagai beban lain (type=other).

    2. Eh maap mas. Abis saya nulis komen yang sebelumnya, kiriman bukunya nyampe. Hehe. Maap ya atas ketidaksabaran saya. 🙂

      Ada yang mau saya tanyakan lagi mas:
      1. Di Bab 3: Analisis Gempa Statik Ekivalen, kenapa tidak dijelaskan juga bagaimana kita menginput beban EQx dan EQy ke dalam struktur, seperti pada penjelasan di Bab 2 (halaman 20-22)..? Karena saya terus terang masih agak bingung mengenai langkah-langkah penghitungan berat bangunan, terutama di self multipliernya, dan juga arah pembebanan gempa (halaman 19).

      2. Di analisa statik ekuivalen, bagaimana kita mengetahui periode yg terjadi akibat gempa, kalau Modal tidak kita Run..? (bab 3 halaman 76).

      3. Bagaimana kontrol terhadap output bila menggunakan statik ekuivalen? di bab 5: Interpretasi Output tidak dijelaskan.

      4. Apakah jumlah tingkat bangunan mempengaruhi metode apa yang akan kita ambil dalam analisis gempa (selain keberaturan struktur gedung, halaman 19)..?

      5. untuk struktur yang di bawah tanah, apakah bisa menggunakan analisa gempa yang sama, seperti pada analisa gempa untuk upper structure..?

      maaf mas, banyak nanya. Saya baru mulai belajar SAP lagi, setelah hampir dua tahun absen. Hehehe.
      Terima kasih atas perhatiannya. Suwun mass.

      1. Analisis statik ekuivalen dalam Bab 3 memanfaatkan fasilitas input data otomatis, sehingga tidak perlu dimasukkan manual gaya per nodal atau lantai, cukup faktor-faktor seperti I,R,Ca,Cv,dst. Untuk waktu getar statik ekuivalen memakai nilai pendekatan (rumus) seperti hal. 71.

        Output statik ekuivalen itu adalah untuk mengontrol hasil analisis dinamik, jadi kalau melakukan analisis dinamik perlu cek terhadap statik (sebatas perbandingan base shear) sedangkan pada analisis statik tidak ada.

        Untuk penentuan metode statik/dinamik salah satu syarat adalah tinggi bangunan (butir a hal. 18). Kalau untuk tinjauan sub-structure perlu tinjauan khusus teresendiri. Lihat juga Pasal 9 SNI 1726 2002.

      2. Sebenarnya ada output untuk ‘intensitas tulangan’ kalau tidak salah, namun hanya bisa dalam bentuk grafik kontur (tidak ada dalam format tabel) sehingga menyulitkan pembacaan, jadi untuk desain pelat biasa memakai dengan cara manual. Kalaupun memakai output momen dari hasil analisis biasanya terlampau besar.

  12. assalamualaikum mas Purbo, saya mau nanya tentang pembacaan gaya-gaya dalam balok kolom beban gempa Dinamik time history, TH saya buat dua load case mas, THX dan THY, dengan U1 100% dan U2nya 30%, cara mendapatkannya gmna mas?? hasil gaya-gaya dalamnya selanjutnya saya desain dengan menggunakan prinsip capacity desain.

    ohh iah mas satu lagi mas, besar mana mas gaya-gaya dalam dri beban statik ekuivalen dengan beban gempa dinamik time history..???

    terimas kasih mas

    1. Wa’alaikumsalam, kalau cara membaca output gaya dalam (momen, lentur, geser, aksial, dll.) sama seperti pembacaan output analisis statik. Untuk perbandingan statik dan time history bisa variatif, sebaiknya silakan coba saja sendiri. Ingat juga bahwa statik ekuivalen adalah prosedur penyederhanaan dari beban gempa sebenarnya, dan input akselerogram time history harus menyesuaikan dengan data kondisi setempat terutama jika grafiknya tidak diambil dari daerah yang bersangkutan sehingga mungkin perlu faktor skala seperti yang dijelaskan dalam buku Seri 2.

  13. Aslmkm Pak Puro…
    Saya pengguna awam SAP, saya ingin bertanya saat menganalisis bangunan gedung yang sebagian atapnya menggunakan rangka atap baja ringan (yg lainnya dak beton),bagaimana menginput rangka atap baja ringan tersebut di SAP ?
    terimakasih.

    1. Lazimnya analisis dilakukan secara terpisah, struktur kuda-kuda dahulu, kemudian reaksinya dilimpahkan sebagai beban titik pada kolom atau ringbalk struktur beton di bawahnya.

  14. arah pembebanan untuk statik ekuuivalen, kenapa tidak 100% arah x dan 30% arah Y (pasal 5.8.1 atau alinea terakhir halaman 19)…?
    terima kasih

  15. Assalamualaikum mas Purbo yang saya hormati,
    Saya mau nanya lagi nih mas, maaf sebelumnya..:
    1. kenapa untuk perencanaan balok, SAP 2000 tidak bisa sampai input tulangan (seperti pada kolom)..?
    2. pada buka sap seri 2, pada saat penjelasan Analisi Statik Ekuivalen, apakah dilakukan dengan analisa 2D/3D..? Mengapa load combinationnya seperti pada halaman 74-75, kenapa tidak memakai 0.3 Ex + 1 Ey dan 1Ex +0.3 Ey..??

    Terimakasih lagi mas. Suwun sanget.
    Wassalamualikum..

    1. Wa’alaikumsalam Wr. Wb., untuk pertanyaan pertama, maksudnya itu mungkin kok tidak ada input posisi/jumlah tulangan seperti pada elemen kolom ya. Hal itu karena proses desain elemen yang bersangkutan sendiri. Pada balok, proses desain didasarkan atas momen yang terjadi lalu dihitung kebutuhan luas tulangannya, sedangkan pada kolom lebih bersifat trial, yaitu dicoba dipasang rasio tertentu lalu dibandingkan apakah kapasitasnya masih mencukupi untuk memikul beban yang ada lewat diagram interaksi. Trial inilah yang membutuhkan input luas tulangan tertentu pada kolom sebagai awalan dalam program menghitung kapasitas kolom, yang selanjutnya akan merubah rasio tulangan sedemikian sehingga sampai memadai dalam mendukung beban yang bekerja (tidak langsung seperti pada balok). Untuk pertanyaan kedua, sebaiknya memang digunakan kombinasi kedua arah (100% arah utama + 30% arah tegak lurusnya).

      1. Terima kasih mas atas tanggapannya.
        yang soal balok, setelah kita mendesain berdasarkan luas kebutuhan tulangan (baik longitudinal, shear dan torsion) apakah ada cara di SAP untuk kita mengecek hasil perencanaan tulangan kita yg terpasang, apakah fail atau tidak..? Dan berkaitan dg torsion, kolom yg saya analisa, saat torsion reinforcing kebutuhannya nol/ kosong. Apakah hal tersebut mungkin terjadi?
        Mengenai load combination, sekadar memastikan saja, saya memakai kombinasi 1.2 D + 0.5 L + 0.3 Ex + 1 Ey (begitu juga sebaliknya untuk arah gempa). Apakah sudah cukup memenuhi?

        terima kasih sekali lagi mas purbo. 🙂

      2. Untuk pengecekan tulangan terpasang setahu saya hanya bisa untuk elemen kolom, dengan mengaktifkan pilihan ‘reinforcements to be checked‘ saat input tulangan kolom. Output tulangan nol berarti dipakai kebutuhan tulangan minimum, dan untuk kombinasi sudah oke.

  16. Pa Purbo, minta tolong utk di follow up, sy pesan buku sap2000 seri 1 dan 2 dan sudah ditransfer sebesar Rp. 177.000,- dari tgl 1/10/2014, sampai saat ini sy minta nomor resi pengiriman nga ditanggapi, sy tlp pun nga diangkat2 ke nomor 085385931000, sampai hari ini ke-2 buku tersebut bulum sy terima, pemesanan an. zul ramdlan, ciomas-bogor

    1. Untuk pemesanan Seri 2 silakan SMS dgn format : pesan/seri2/nama/jumlah/alamat # kode pos/no.hp ke 08988350578 (utk Seri 1 maaf sementara sedang restock)

  17. Assalamu Alaikum Wr. Wb.
    Maaf Pak Purbo, saya mau nanya. saya punya kedua buku tulisan bapak, analisis biasa dan gempa. tapi saya masih bingung dengan pembacaan momen lantai pak. pembacaan momen lantai yang menggunakan interval diagram warna. Momen 1-1 dan Momen 2-2, terkonsentrasi pada satu titik. sebenarnya apabisa pembacaan momen tersebut dibagi berdasarkan mesh dari lantai yang sudah di petak-petakkan pak ???

    1. Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Untuk pembacaan output momen pelat dari tabel memang disajikan pada titik-titik ujung pias hasil pembagian dengan manual atau auto-meshing. Kalau tidak diberikan pembagian pias maka output akan diberikan hanya pada titik-titik pojok elemen pelat. Sedangkan pada pembacaan diagram kontur warna momen, bisa diklik kanan pada salah satu pias untuk menampilkan lebih detail nilai-nilai pada tiap sembarang lokasi pada pias ybs (mouse over pada pertengahan pias pelat).

  18. Assalamualaikum.

    Pak, saya sudah kirim form pemesanan buku, tapi belum ada konfirmasi. Mohon dicek ya pak. Tks

  19. selamat pagi pak purbo, saya mau bertanya diantara buku edisi pertama dan kedua apakah ada yang membahas memodelkan kontruksi tangga dan mendapatkan luas tulangan pada sap 2000, kemudian apakah dibuku bapak terdapat mencari luas tulangan pada pelat lantai,,??

    1. Wa’alaikumsalam, kalau yang dimaksudkan persentase tulangan (rasio tulangan), saat menampilkan display design info tinggal dipilih rebar percentage.

  20. Pak saya mau tanya. Saat saya mau running knp eror auto meshing area ya? Kebetulan pelat lantai berbentuk ada yg trapesium karena betuk bangunan silider. Kira2 solusinya bgmn yaa? Terima kasih

    1. Setahu saya yang biasanya menyebabkan error adalah bila ada elemen shell yang berbentuk segitiga yang dapat menyebabkan masalah pada auto meshing. Bisa dicoba agar pembagian dilakukan sedemikian sehingga elemen segitiga yang ada bisa menjadi relatif kecil dan tidak diberikan auto meshing.

  21. asalamualaykum,
    pak Purbo yang saya hormati, maaf pak menyambung pertanyaan diatas mengenai momen untuk struktur pelat, dalam pelat tangga satuan per pias-nya diketahui di prog. Sap2000 itu satuan momen per jarak (co: 700 kgmm/mm), nilai tersebut apakah bisa langsung dipakai untuk desain penulangan, atau harus dijadikan satuan momen terlebih dahulu, kalo mesti dirubah caranya bagaimana,.
    🙂 terima kasih atas responnya pak.

    1. Wa’alaikumsalam Wr. Wb., tampilan pada hasil adalah output lokal pada nodal sehingga nilainya kadang bisa melonjak besar sekali terutama bila piasnya terlalu kasar dan juga di sekitar lokasi tumpuan atau beban titik, sehingga ada baiknya juga bila hasil tsb dirata-rata per meter, misal tiap pias 20 cm berarti bisa diambil nilai rerata 5 pias berdekatan (terutama bila hasil dirasa terlalu ekstrem).

  22. assalamualaikum,
    pak mau tanya di buku sap 2000 edisi 2 dinding geser di modelkan menyatu dengan balok dan kolom, yang saya tanyakan
    1. apakah balok dan kolom yang menyatu dengan dinding geser itu di desain sendiri tulangannya atau hanya dinding geser saja yang didesain penulangannya.
    2. bagaimana cara memeriksa bahwa 25% beban gempa dipikul oleh srpm
    3. kapan kita menggunakan dinding geser pada struktur bangunan.
    Terima kasih pak

    1. Wa’alaikumsalam Wr. Wb., untuk balok dan kolom yang menjadi satu dapat saja didesain tersendiri, namun menurut pengalaman saya karena menjadi satu dengan mesh dinding geser biasanya elemen bisa saja mengalami kenaikan atau bahkan penurunan gaya dalam, sehingga lebih baik desainnya mengambil dari gaya dan momen pada elemen balok/kolom di luar dinding geser. Sebenarnya hal ini juga tergantung dari konsepnya. Pada contoh buku, balok yang menyatu hanya difungsikan sebagai balok biasa, demikian juga kolomnya. Jika pada konsep balok diinginkan sebagai coupling antar dua dinding geser misalnya, atau bila elemen kolom2 di ujung difungsikan sebagai boundary element pada dinding geser, maka desain dan analisisnya akan berbeda lagi.

      Penggunaan dinding geser salah satunya adalah untuk mereduksi simpangan yang berlebihan dengan memperbesar kekakuan struktur, terutama pada gedung bertingkat. Tujuan lain adalah untuk memperoleh kekakuan yang cukup pada arah tertentu, misalnya pada gedung yang tidak beraturan denahnya, penempatan dinding geser pada daerah pojok bisa membantu mengurangi torsi yang terjadi. Oleh karena itu lazimnya dinding geser dipakai pada bangunan tinggi dan/atau bentuknya tidak terlalu beraturan/sederhana. Mengenai konsep penggunaan elemen pengaku bisa dibaca pada literatur2 tentang analisis struktur atau bangunan tinggi, yang mana pada suatu tahap tingkat tertentu penggunaan satu elemen tertentu menjadi optimal, termasuk jenis2 lainnya seperti outrigger, sistem tabung, dll.

      Untuk memeriksa gaya geser dasar, bisa dipakai metode section cut seperti yang diterapkan untuk output dinding geser pada contoh di buku, namun disesuaikan saat pembuatan grup dipilih hanya elemen kolom2 lantai dasar saja, sehingga akan dihasilkan base shear khusus elemen kolom, yang kemudian bisa dibandingkan terhadap gaya geser total (kolom dan dinding geser).

      1. Assalamualaikum wr. wb.
        maaf nyambung pertanyaan saya diatas pak, dari contoh buku nilai momen dan gaya dalam elemen balok yang menyatu dengan dinding geser lebih kecil dari elemen balok diluar dinding geser. Apakah ini karena sebenarnya balok ditumpu secara menerus sepanjang bentangnya oleh dinding geser sehingga beban yang diterima balok langsung di teruskan kefondasi melalui dinding gser pak.
        dan yang kedua bagaimana dengan portal dengan pengisi pasangan dinding bata, apakah pasangan dinding bata dapat mnambah kekakuan portal tersebut.

      2. Wa’alaikumsalam Wr. Wb., betul, itu yg saya maksud dengan kemungkinan perubahan gaya dalam yang cukup signifikan, dalam hal ini menjadi kecil karena ada pengaruh semacam faktor ‘kekangan’ dari elemen shell dinding gesernya, jadi peranan dinding geser menjadi lebih dominan.

        Dinding geser beton memang direncanakan sebagai elemen struktural yang akan juga ikut menahan beban, oleh karena itu pasti akan dapat menambah kekakuan portal. Hal ini berbeda dengan dinding pasangan bata yang sifatnya lebih kepada non-struktural, jadi pengaruh kekakuannya akan kecil, terutama pada bangunan tinggi, sehingga cenderung diabaikan. Namun demikian, pada bangunan rendah pasangan bata bisa saja berpengaruh dalam kekakuan portal, yang tentu saja sifat perilakunya berbeda dengan dinding beton.

      3. assalamualaikum pak
        melanjutkan pertanyaan di atas
        jika kita memodelkan bangunan rendah ( 5 lantai misalnya )
        pas bata di modelkan sebagai beban atau membran dengan berat jenis batu bata ?
        lazim nya

      4. Wa’alaikumsalam Wr. Wb., saran saya sebaiknya dijadikan beban saja agar mudah. Jika akan dimodelkan sebagai membran tinjauannya memang agak rumit terkait masalah material dan perilakunya (kecuali memang sedang meneliti masalah tersebut).

  23. assalamualikum,
    mau tanya pak, bagaimana mendifinisikan penampang balok T pada sap 2000 V 11.
    apakah bisa kita buat penempangnya persegi lalu inersianya dikalikan 2. terima kasih

    1. Wa’alaikumsalam Wr. Wb., untuk penampang balok T bisa diakses lewat tipe material baja dahulu, setelah dipilih penampangnya lalu diganti materialnya dengan beton atau yang lainnya (jika dipakai selain material baja).

  24. assalama alaikum mhon penjelsanya pak..saya lagi menegerjakan tugas akhir saya tentang jembatan hubung antar gedung, sya bingung saat memasukan beban gempa dengn metode respon spektrum dan bagaimana cara memasukan gempa arah x dan arah y..mohon penjelasanya..mkasi

    1. Wa’alaikumsalam Wr. Wb., cara memasukkan beban gempa dengan metode respons spektrum adalah melalui function terlebih dahulu berupa input grafiknya sesuai wilayah, lalu didefinisikan faktor pengali (I, R, g) dan arah beban lewat load case. Untuk uraian yang lebih lengkap dapat disimak dalam buki Seri 2.

  25. assalamualikum pak
    kalo disain tulangan pelat beton di sap bisa nga ya pak ?
    kalo pake elemen shell satuan nya ton m/m
    tuh maksutnya apa ya pak

  26. Assalamualaikum Pak, saya Oha salam kenal,
    Bagaimana dalam SAP2000 perencanaan baja terkadang terdapat notifikasi failure berupa flexure, dngn detail kl/r lebih dari 200, padahal stress ratio masih kecil, apakah kl/r bisa di abaikan? Ada masukan untuk mengubah unbranch length ratio LTB menjadi 0,5 dst, ada yg bilang itu pemodelan stiffner, yg lain itu pengaku lateral, mohon masukan nya pak.terima kasih.

    1. Wa’alaikumsalam, salam kenal juga. Memang dalam analisis program menganggap batang free ke semua arah alias tidak ada kekangan lateral. Disesuaikan dengan kondisi sebenarnya, jika memang terdapat kekangan (misal dari balok lain atau ada memang sirip-sirip pengaku lateral/stiffener) maka bisa dimodifikasi dengan menambahkan restraint ke arah tegak lurusnya pada posisi kekangan. Misal balok panjang pada bidang X-Z, di mana sb. lokal 2 sejajar arah Y (tegak lurus bidang balok) maka bisa ditambahkan restraint pada translasi sb. lokal 2 pada posisi kekangan (sesuai pelaksaaan di lapangan).

  27. Saya mau beli buku SAP 2000 jilid 1 dan Jilid 2, masing – masing 1 bh, bagaimana caranya dan kemana. Posisi saya ada di yogya. Tks

  28. Assalamualaikum. Permisi Pak Purbo. Saya ingin bertanya, saya ini baru mahasiswa smt 2 teknik sipil dan matkul yg saya terima tentang struktur baru analisa struktur 1 & 2..tetapi saya minat tentang struktur gitu pak…apakah kira2 saya “mampu” memahami buku sap2000 yg bapak tulis ya? soalnya takut kalo udh beli ternyata ilmunya udah sangat berat/dalam. Terima kasih.

    1. Wa’alaikumsalam. Serial buku ini kami tulis memang dalam format yang kami harapkan dapat mudah dipahami, terutama Seri 1 sebagai awalan/dasar, yang dilanjutkan dengan topik yang lebih berat pada Seri 2. Bagi yang baru belajar semester awal, akan lebih cocok dimulai dari seri yang awal terlebih dahulu, baru setelah mengambil semester atas dilanjutkan seri berikutnya, atau mau langsung keduanya pun juga tidak apa yang seri berikutnya disimpan terlebih dahulu, mumpung stok masih ada dan harga belum berubah (promosi sedikit nih…).

      Menurut saya yang lebih penting adalah minat Anda pada bidang struktur. Perkara ilmu yang terlalu berat, mungkin hanya terasa di awal saja toh Anda juga baru mulai belajar. Jika minat dan tekad memang ada, bersamaan dengan waktu yang mana Anda akan belajar lebih dalam lagi, maka pemahaman juga otomatis diharapkan akan bisa lebih baik lagi. Katakanlah saat ini belum terlalu paham, toh masih akan bisa berguna pada semester-semester berikutnya, terutama ketika Anda sudah lulus dan bekerja kelak (atau mungkin mau belajar lanjut bagi dosen). Jadi, jangan terlalu khawatir tentang topik yang terlalu berat, pasti bisa akan menjadi ringan nantinya asal Anda mau belajar.

      1. Alhamdulillah makin termotivasi,,makasiih banget pak atas jawabannya. Untuk pemesanan buku lewat mana yak? untuk kedua seri sampai semarang total brapa?

  29. Apakah buku ini dapat dipahami untuk pemula seperti saya yg baru mahasiswa smt 2 teknik sipil?

  30. Assalamualaikum, pak mau bertanya bagaimana analisis beban gempa pada struktur gedung yang mempunyai basement? terima kasih

    1. Wa’alaikumsalam, jika yang digunakan adalah analisis statik ekuivalen, maka penempatan beban bisa diatur mulai dari taraf penjepitan lateral atau muka tanah. Jika memakai analisis dinamik, mungkin tidak bisa secara langsung. Secara umum salah satu alternatif bisa dengan memodelkan dua kali tahapan, yaitu pemodelan struktur atas sampai penjepitan lateral secara tersendiri diberikan pembebanan termasuk gempa, lalu reaksi dilimpahkan pada struktur bawah/basement. Kadang bisa juga dilakukan tinjauan interaksi tanah dan struktur fondasi/basement terutama pada bangunan penting. Alternatif lain dengan memberi semacam kekangan (restraint) arah lateral pada level penjepitan pada nodal-nodal tepi.

  31. Assalamualaikum pak purbo
    Maaf saya mau tanya untuk buku yang seri 2 apakah sudah membahas gempa secara keseluruhan, dan apakah ada buku yang diterbitkan lagi yang membahas untuk jembatan , O ya saya juga baru memesan buku seri 1 dan seri 2 melalui sms apa masih bisa? saya sampaikanTerima kasih sebelumnya atas informasinya,Wasssalamualaikum,Wr,Wb

    1. Wa’alaikumsalam Wr. Wb., buku Seri 2 membahas penerapan beban gempa mulai dari statik ekuivalen sampai analisis dinamik (response spectrum dan time history), terutama pada bangunan gedung. Untuk cara pemesanan bisa dilihat pada halaman Buku SAP2000. Terima kasih.

  32. Assalamualaikum mas Purbo,,
    saya mau nanya, kenapa setelah saya anilisis dinamis pada Modal participationnya muncul nilai UZ, sedangkan di buku seri 2 saya lihat nilai UZ = 0, mohon arahannya,

    1. Wa’alaikumsalam, sebenarnya yang lebih penting adalah SumUX dan SumUY sudah memenuhi syarat 90%. Nilai UZ jika kecil (atau mendekati nol) tidak masalah, terutama pada mode-mode awal. Pada mode yang tinggi, misal mode 10 atau lebih, bisa saja muncul UZ dengan nilai besar yang menandakan mode shape pada arah UZ (vertikal) pada mode tersebut, namun demikian mode yang lebih tinggi kontribusinya bisa dibilang sudah sangat kecil terhadap respon keseluruhan.

  33. Assalamualaikum wr wb pak purbo.
    Analisis statik dan analisis dinamik(respon spectrum) yang dibandingkan nilai gaya geser nya. Yang saya mau tanyakan, cara mencari gaya geser output SAP2000 bagaimana ya pak ? Apa yang harus di export dari SAP nya ?
    Terimakasih pak
    Wassalamualaikum wr wb

    1. Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Maksudnya mungkin perbandingan gaya geser dasar alias base shear ya, kalau cara menampilkannya tinggal dari tabel output, di kelompok structure output ada base reactions (seperti yang diuraikan di buku Seri 2 bab 5).

      1. Siang pak Purbo. Apakah buku seri 1 & 2 masih dapat dipesan? Jika iya, pemesanannya dimana ya pak? Terima kasih sebelumnya pak.

  34. assalamualaikum pak
    saya mau pesan buku seri 1 dan 2
    saya sudah menghubungi no. yg ada di blog bpak, tapi saya malam di kasih no. yg lain, saya jadi bingung pak, takutnya nanti malah nggak kepesan
    apa ada alamat email yg valid tidak pak untuk pemesanan buku bpak??

  35. assalamualaikum Pak Purbo,

    saya mau menanyakan soal SAP2000.

    saya coba memodelkan bangunan 3 lantai.
    mohon pendapat Pak Purbo, apakah saya salah modellingnya ya pak?
    ato hasil tersebut sudah benar dan masuk akal ya pak? karena tulangan saya waktu dicek dengan kombinasi beban tidak keluar.

    berikut modelling yg saya buat:
    https://www.dropbox.com/s/a288ecbspcwzeml/try%2019%20April%20tak%20divide%20LAGI%20LAGI%20dicoba.SDB?dl=0

    mohon koreksinya ya pak.
    terima kasih banyak ya pak.

    1. Wa’alaikumsalam, untuk desain yang tidak keluar hasilnya, salah satu kemungkinan bisa dicek apakah ada bentuk section yang tidak standar (bentuk tidak memakai dari section jenis concrete, tapi dari tipe lain misal bentuk lain dari jenis steel lalu diedit), walaupun memang analisis tetap bisa berjalan dan selesai.

  36. assalamualaikum Pak Purbo, saya memodelkan shearwall berbentuk H. yang mau saya tanyakan. section cut pada shearwall saya langsung di group berbentuk H atau dipecah menjadi 3 bentuk I ?

    1. Wa’alaikumsalam Wr. Wb., pengelompokannya tentunya nanti disesuaikan dengan perancangan dinding gesernya, apakah secara individual I untuk masing-masing arah desain sendiri atau langsung menjadi satu kesatuan bentuk H. Jika desain memakai bantuan software, mungkin bisa langsung bentuk H, namun kalau perhitungan manual mungkin dipisah individual (tergantung dari metodenya). Kalau jadi satu maka grouping untuk section cut juga meliputi semua (bentuk H), demikian seterusnya.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.