Jawaban Teka-teki #1 (Sumbu Lokal)

Saatnya mengulas masalah pada tulisan Teka-teki #1. Ada 3 biji total yang berpartisipasi, dengan 4 variasi jawaban. Maklum gratisan, coba kalau dikasih hadiah ya, mungkin bisa sampai angka 300, kayak judul film hehehe… Sekarang kita coba lihat masing-masing komentar yang masuk :

“Kolom dasar ter-release

Apa itu releaseRelease artinya adalah batang ‘dibebaskan ‘ terhadap tugas negara menahan gaya atau momen sesuai assignment-nya yang diberikan pada ujung-ujung batang. Contoh yang  banyak dipakai, termasuk tentunya yang dimaksud dalam komentar di atas adalah release untuk momen.  Dengan memberikan release pada momen, baik arah sumbu lemah (sumbu 3) atau kuat (sumbu 2), maka batang tidak akan menahan momen pada lokasi ujung (momen pada ujung batang menjadi nol).  Coba lihat gambar berikut, portal 2D sederhana yang diberi beban lateral, dengan kolom sebelah kiri normal dan sebelah kanan diberi release momen pada ujung bawah sesuai pendapat komentar.

Portal 2D Release

Selanjutnya perhatikan diagram momen portal tersebut seperti berikut.

Momen Portal 2D

Untuk kolom kiri terdapat momen pada ujung atas dan bawah, sedangkan pada kolom kanan momen pada ujung bawah (posisi release) menjadi nol. Sedangkan pada model yang disajikan dalam pertanyaan terlihat tidak tampak momen sama sekali pada sepanjang tinggi kolom, sehingga jawaban ini tidak tepat, selain karena memang bukan itu jawabannya.

Restraint jepit, perilaku struktur seperti kantilever,  coba diganti sendi, hasilnya akan lain”

Hmmm… kita coba saja ya.

Portal 2D Jepit Portal 2D Sendi

Ternyata sama saja tuh…. Kalau bicara soal lain hasilnya sih iya, dalam hal besar momen yang akan berbeda antara portal tumpuan jepit dan sendi. Namun bagaimanapun juga ini belum menjawab masalah yang ada, yaitu momennya masih menghilang entah ke mana, jadi ya lanjuuut…

“Orientasinya diubah ke X-Z kali ya…”

Kita coba lagi deh

Portal 2D XZ

Dor!!! Momennya kok malah jadi hilang semua!? Tambah pusing kan, untungnya masih ada satu jawaban lagi, moga-moga benar ya.

“Itu karena local axes kolom bawah diputar”

Berikut ditampilkan sumbu lokal kolom, supaya lebih jelas elemen balok dan pelat tidak ditampilkan.

Frame Local Axes

Oh… ternyata orientasi sumbu lokal (local axes) kolom atas dan bawah berbeda arah. Terus, apa pengaruhnya? Ini sebenarnya jawaban dari soal ujiannya, namun kalau tanpa keterangan lebih lanjut ujung-ujungnya juga akan tetap bingung. Oke, sekarang saatnya pembahasan. Simak gambar di bawah ini.

M22 Portal 2D

Gambar di atas masih pada bidang Y-Z yang sama, hanya ditampilkan diagram momen sumbu lemah (Moment 2-2, sedangkan pada soal adalah diagram momen sumbu kuat atau Moment 3-3). Nah, momennya akhirnya keluar juga dari persembunyian! Kok bisa ya…

Local Axes Kolom

Pertama, lihat gambar di atas, yaitu tampilan sumbu lokal khusus pada satu kolom atas dan bawah, bersamaan dengan tampilan sumbu global (X-Y-Z). Penamaan sumbu lokal sesuai warnanya adalah : sumbu 1 = merah, 2 = putih, dan 3 = biru. Ingat saja bendera negara kita lalu ditambah warna biru (atau bendera tetangga jauh kita yang dulu pernah mampir 3,5 abad). Ada juga yang pernah dapat ide sewaktu kursus privat, dengan singkatan huruf depan warna, MPB = Merah Putih Biru = Mas PurBo. Terserah mau pakai yang mana biar gampang ingat hehehe…

Berikutnya, ingat arah pembebanannya, yaitu gempa diberikan pada arah Y saja (panah besar warna kuning), tidak ada beban arah X. Dengan demikian momen pada kolom (panah melingkar warna hijau) akan terjadi memutari sumbu lokal 3 untuk kolom atas (sehingga menyebabkan moment 3-3), dan memutari sumbu lokal 2 untuk kolom atas (sehingga menyebabkan moment 2-2). Jadi, pada kolom atas akan tampil diagram momen 3-3 saja, sedangkan momen 2-2 nol, dan demikian sebaliknya untuk kolom bawah, hanya ada momen 2-2 sedangkan momen 3-3 nol. Biar lebih jelas, berikut gambar momen, yang kiri untuk momen 3-3 dan kanan momen 2-2. Hal ini hanya terjadi jika terdapat pemutaran sumbu lokal kolom, seperti tebakan yang terakhir, sehingga tampilan momen berada pada bidang yang berbeda.

Momen All

Bahasan yang serupa dengan masalah di atas juga ada dalam Buku SAP2000 Seri 2, tepatnya di halaman 128-130. Semoga pembeberan masalah sumbu lokal ini dapat memberi solusi agar tidak terjadi konspirasi kerumetan pikiran di kemudian hari. Duh, maunya ikut-ikutan coba pakai vickybulary tapi kok susah ya… Ya sudah, sampai ketemu di teka-teki berikutnya.

45 tanggapan untuk “Jawaban Teka-teki #1 (Sumbu Lokal)”

  1. hallo Pak Purbo,

    wah, berarti harus liat axiz local nya ya biar bisa jelas?

    hal ini terjadi karena kita bikin kolomnya beda ya pak, misal kita “klik dari atas ke bawah” atau “klik dari bawah ke atas” maka bisa beda local axisnya..

    apakah kita bisa menampilkan momen 3-3 dan 2-2 bersamaan dalam satu gambar?
    jadi misalnya kita ga liat local axisnya, tapi yg penting kita tau ada momen yg timbul pada sisi ini..dan kalo kita liat sisi lain juga muncul momen di sisi lainnya.

    thx.

    1. Sebenarnya tulisan tersebut hanya ingin menunjukkan saja bagaimana cara program menampilkan (plot) diagram gaya batang misal momen yang ternyata hanya ditampilkan pada salah satu sisi saja. Kalau ingin menampilkan dalam satu gambar ya hanya bisa dilakukan untuk tampilan 3D. Cara penggambaran memang akan mempengaruhi letak sumbu lokal batang. Yang lebih penting adalah mengetahui pembacaan sumbu lokal 2 dan 3 ke arah mana (arah sumbu 1 selalu searah sumbu batang) agar input (misal ada kolom beda ukuran lebar pendek dan panjang alias tidak persegi maka penempatan sumbu lokal menjadi penting) maupun output (M33, V22, dst.) tidak keliru, terutama untuk kasus-kasus yang khusus. Pada kasus umum output cukup dibaca lewat klik kanan atau via tabel data umumnya sudah mencukupi.

  2. halo mas purbo..

    aku mau nanya nie,q lg buat sap bangunan tingkat 10 trs di bagian atas ada tempat lift dan tangga tp dari hasil sapq di ruangan lift tersebut deformasinya berbeda dangan banguan tingkat 10 dibawhnya.
    sebnrnya q mau kasih liat hasilnya dsini tp disiniu nggak bisa upload foto..
    mohon solusinya ya mas purbo..thx

    1. Yang dimaksud ‘deformasi berbeda’ bagaimana ya? Vertikal atau horizontal, apa selisihnya cukup signifikan dengan lantai dibawahnya, atau yang dimaksud ada bagian yang lepas/tidak menyatu? Upload foto bisa saja di website semacam flickr atau sejenisnya lalu beritahukan link-nya.

  3. Mlm pak Purbo,
    Dalam analisis struktur portal beton bertulang, hasil momen mana yang di pakai, jika ada 2 tipe kombinasi yang mengeluarkan output yang berbeda dalam hal:
    1. Misalkan: Pada blk, Comb4 menghasilkan momen Lapangan lebih besar dari Comb5, tetapi untuk tumpuan Comb5 lebih besar dari Comb4, sy yang mash muda sbgai Engineer,dlm menganalisis struktur beton tersebut, lebih memakai Comb5, karena jika sdh portal statis tak tentu momen di tumpuan (Comb5) lbh menentukan, menurut pengalam pak Purbo, sebaiknya pakai yang mana lebih aman?
    2. untuk struktur tak beraturan: Bila dalam hasil analisis gedung tahan gempa menunjukan kombinasi gempa statis lebih besar dari kombinasi gempa dengan Metode RS atau THY, apa tetap pakai RS atau THY saja pak?
    3. Output luas tulangan untuk balok berdasarkan hasil Momen yang sudah di Combinasikan (Desain), kok tidak sama dengan momen kombinasi hasil Analisis saja? Malah hasil Analisis lebih besar dari hasil Desain? Apa sudah di reduksi momennya secara otomatis oleh sap 2000?

    1. Momen tumpuan lazimnya lebih ditentukan oleh kombinasi beban gempa, sedangkan momen lapangan lebih besar karena kombinasi beban gravitasi. Oleh karena itu kedua kombinasi tersebut tetap perlu ditinjau, tidak hanya dari gempa saja. Ingat bahwa dalam analisis dinamik perlu dicek juga terhadap gaya geser dasar analisis ragam pertama (atau analisis statik). Jika masih di bawah syarat maka input beban dinamik perlu dikalikan faktor lagi sehingga otomatis juga bisa lebih besar (lihat halaman 31 dan 149 pada buku Seri 2). Untuk pertanyaan ketiga maksudnya hasil penulangan kalau dipasang tulangan sehingga luas tulangann mencukupi seperti hasil desain ternyata momen kapasitasnya masih di bawah output momen hasil analisis begitu ya? Kapasitas momen akan tergantung dari penempatan tulangan, misal tulangan 6D22 (asumsi luas tulangan memenuhi haisl output desain) bisa disusun sebagai 5D22 lapis pertama dan 1D 22 lapis kedua, atau 4D22 dan 2D22 yang kapasitas momennya tentu berbeda.

      1. Mlm pak Purbo,
        Dari hasil Analisis Sap 2000, output waktu getar struktur melebihi 15% sehingga di gunakan SRSS menggantikan CQC, base shear untuk ragam pertama hanya arah X (RS-X) yang memenuhi 80% Vragam pertama sehingga saya memodifikasi ulang nilai faktor di atas dan di kalikan dengan skala faktor untuk RS-Y (sy unlock dulu agar hasil pemasukan data bisa di aktifkan). Yang menjadi pertanyaan ialah hasil kok malah lebih kecil base shear untuk RS jika saya running secara bersama untuk perubahan dari CQC ke SRSS dan memasukan Skala Faktor diatas. Tapi ketika saya mencoba ulang kembali dari SRSS ke CQC dan Base tetap tidak di ubah ke nilai awal (tetap pakai skala faktor yang sdh dimodifikasi), hasilnya baru memenuhi minimum 80% V ragam pertama tadi. Apakah pengaruh SRSS sehingga base shearnya menurun, akibat adanya perubahan waktu getar?

      2. Perubahan metode kombinasi ragam CQC ke SRSS semestinya tidak merubah waktu getar (lihat paragraf terakhir halaman 146 buku Seri 2), karena yang dirubah adalah analisis respons spektrum, bukan analisis modal. Perbuahan metode kombinasi ragam berpengaruh pada hasil output analisis respons spektrum, sehingga wajar saja jika nilainya juga ikut berubah.

  4. Mlm mas Pur,
    Waktu Running di Sap, muncul tanda *warning*, ini tandanya:

    * * * W A R N I N G * * *
    THE STRUCTURE IS UNSTABLE OR ILL-CONDITIONED !!
    CHECK THE STRUCTURE CAREFULLY FOR:
    – INADEQUATE SUPPORT CONDITIONS, OR
    – ONE OR MORE INTERNAL MECHANISMS, OR
    – ZERO OR NEGATIVE STIFFNESS PROPERTIES, OR
    – EXTREMELY LARGE STIFFNESS PROPERTIES, OR
    – BUCKLING DUE TO P-DELTA OR GEOMETRIC NONLINEARITY, OR
    – A FREQUENCY SHIFT (IF ANY) ONTO A NATURAL FREQUENCY,

    1. Apa perlu di ubah model strukturnya karena tidak aman? atau pakai dinding geser?gedung cuma 2 Lt tak beraturan
    2. kok hasil tulangan di kolom atas lebih besar dari kolom bawah? padahl cuma 2 Lantai. Momen lebih menentukan dari aksial yah pak?

    Thanks…

    1. Sepertinya itu ada yang tidak beres di pemodelannya, coba dicek lagi saja misal lendutan akibat berat sendiri apakah masih wajar atau ada error juga. Kemungkinan ada elemen yang ganda, nodal terlepas, dll. Hasil tulangan bisa saja efek dari ketidakberaturan (misal ada kolom lain di dekatnya pada lantai atas), hasil tetap dipakai yang bawah harus lebih besar, minimal sama. Kolom lebih ditentukan kekuatannya oleh momen, karena itulah diperlukan tulangan. Bisa coba dihitung, dengan mengandalkan kuat tekan beton saja, sebetulnya tanpa tulangan sudah mampu mendukung aksial yang besar. Tapi begitu ada momen di situlah mulai muncul masalahnya sehingga perlu tulangan.

      1. Pak Purbo,
        hasil output mana yang menjadi acuan untuk desain struktur beton, jka di temukan kombinasi beban gempa akibat gempa statik (baik arah x maupun y) lebih besar dari Kombinasi RS atau THY? Jika struktur tersebut tidak beraturan, meskipun Base Shear pada Analisa Dinamik telah memenuhi syarat?

        Output luas tulangan yang mengindikasikan jumlah tulangan pada balok dan Kolom di Sap 2000, bolehkan di pakai langsung dalam pekerjaan konstruksi terutama untuk konstruksi high rise? Atau lebih terjamin hasilnya jika di pisahkan untuk tiap beban lalu di kombinasikan pakai Excel saja agar bisa di check tiap2 elemen. (Maaf, saya bertanya tentang Sap 2000 karena sangat tertarik memperlajari lebih dalam, maklum,juga studi saya waktu di skripsi pakai Manual untuk gedung 8 tingkat, pakai Metode Takabeya dan Muto)

      2. Kalau strukturnya tidak beraturan, maka dipakai analisis dinamik setelah dicek terhadap syarat gaya geser dasar, karena analisis statik cocok hanya untuk bangunan beraturan. Hasil desain boleh saja langsung dipakai untuk perancangan, walaupun saya pribadi lebih prefer desain manual karena bisa lebih sesuai dengan alur perancangan SNI dan lebih gampang mengecek langkah-langkah perhitungannya. Kalau dulu pernah pakai analisis metode manual semacam Takabeya malah lebih bagus, harapannya instinct analisisnya sudah bisa lebih terbentuk sehingga waktu memakai program bisa lebih mengerti manakala ada output yang tampak tidak biasa.

      3. mlm pak Purbo,

        hasil desain beton bertulang berupa luas tulangan yang telah di tentukan sesuai dengan besarnya gaya dari Analisis Struktur, apakah Sap 2000 sudah memperhitungkan secara otomatis Redistribusi Momen negatif pak?

      4. Kalau setahu saya sepertinya redistribusi momen belum diperhitungkan, karena sifatnya memang optional, selain besaran persentase redistribusi bisa bervariasi walaupun ada batasan maksimumnya.

      5. Siang pak Purbo,
        Mengenai dinding batu Batako di sepanjang tinggi gedung atau di atas tingkat 1. Dalam menganalisis gedung di Sap 2000, sebaiknya Dinding batu batako di masukan sebagai beban di balok atau lebih di modelkan sebagai dinding geser dengan input tipe material sebagai Other? Saya biasanya memodelkan sebagai beban di atas Balok meskipun ada dinding di lantai dasar yang juga menopang balok di atasnya, untuk Menjamin Keamanan Balok yang juga mentransfer beban2 tersebut ke Kolom, meskipun prilakunya hampir sama seperti DS tapi tidak pakai tulangan. Menurut pengalaman pak Purbo, berdasarkan feeling saya?

      6. Untuk hitungan yang lebih aman memang sebaiknya diabaikan pengaruh dinding batako (hanya sebagai beban ke balok saja) sehingga momen balok bisa lebih besar. Untuk bangunan rendah berdasar yang pernah saya tahu dinding ada pengaruh pada taraf tertentu untuk tahanan terhadap lateral. Kalaupun akan dimodelkan, yang perlu diperhatikan adalah setting nilai modulus elastis agar tidak terlalu kaku elemen dindingnya karena jelas tidak akan sekaku beton bertulang biasa.

  5. Banyak data output dari hasil analisis maupun desain struktur dengan sap 2000. Jika di lihat besar gaya atau luas tulangan di elemennya secara langsung membutuhkan waktu yang cukup lama, aplagi untuk gedung high rise, lebih lala lagi jika di lihat di excel, 1 elemen pasti puluhan nilai output (tentunya ambil yang besar), bagaimana menyaring yang nilai maks nya saja pak purbo?

    Efek Pdelta, jka di aktifkan sebelum di analisis apakah lebih akurat hasil outputnya, atau lebih akurat jika di hitung secara manual barulah di masukan melalui menu Assign baru di analisis lagi tetapi tanpa mengaktifkan efek Pdelta?

    1. Cara memfilter bisa dua macam, bisa dari SAP atau lewat excel. Kalau dengan excel tinggal disortir saja berdasar nilai maksimum atau minimum (fasilitas sort), sedangkan dengan SAP bisa memanfaatkan kombinasi tapi diset ke tipe envelope (yang biasanya linear add), misal ada kombinasi COMBO 1-10, buat kombinasi baru misal COMBO ALL yang memuat 10 kombinasi tersebut, maka COMBO ALL akan otomatis menghasilkan nilai maksimum dan minimum dari kesepuluh kombinasi. Untuk efek P delta bisa dibuat model sederhana dahulu, lalu coba bandingkan hasil kedua metode tersebut. Metode otomatis memang bisa lebih ringkas, namun dengan cara manual kelebihannya bisa dicermati tahapan perhitungannya.

      1. Met mlm pak Guru Purbo,

        Saya mau tanya mengenai referensi buku struktur:
        1. Dimana saya bisa membeli standar2 pembebanan untuk jembatan dengan lengkap, tatacara perencanaan jembatan sesuai SNI terbaru?
        2. Untuk membeli standar (tata cara) perencanaan jembatan dari code Amerika atau Australia dimana pak?
        3. Cara membeli buku-buku struktur yang membahas tentang High Rise Building atau Bridge Analysis and Design langsung pesan dari luar bagaimana pak?
        4. Apa ada di Indonesia yang menyediakan buku teknik struktur jembatan atau gedung high rise dari pengarang luar dengan harga miring (maksudnya di bawah harga asli)? yang ada hanya Edward G. Nawy untuk Beton Bertulang dan Beton Prategang saja yang ada Indonesia serta Jakson. Untuk karangan luar dengan bahasan yang saya sebutkan di point 4 meskipun dalam bahasa Inggris, saya tidak mendapatkan ini di distributor Indonesia

        Sebenarnya banyak di google dan bisa di download, saya pun punya banyak tapi tidak sama dalam bentuk buku.Lagipula butuh Rarusan ribu kertas bahkan jutaan untuk memprint buku struktur dari luar negeri. Butuh waktu seabad untuk print ratusan buku dengan jumlah sampai ribuan halaman.

        Mohon bantuan pak,

        Salam

      2. Kalau untuk terbitan luar negeri memang masih jarang yang mendistribusikannya, sehingga kalau tidak dalam bentuk file ya paling mungkin pesan lewat situs semacam amazon atau sejenisnya, dengan konsekuensi biaya yang mahal, termasuk ongkos kirimnya. Kalau mau print file mestinya bisa kan mestinya bisa juga lewat order print ke toko fotocopy besar atau print shop (tidak harus print sendiri), tentu saja dengan ongkos tertentu. Untuk SNI bisa coba akses ke situsnya BSN.

  6. Mlm pak purbo,
    1. Pemodelan balok di Sap 2000 berupa elemen garis yang searah sumbu penampang kolom(As ke As). Jika di gambar arsitektur, letak balok tidak searah sumbu kolom melainkan sisi balok di samakan dengan sisi kolom untuk tujuan arsitektural, bagaimana kita memodelkan penampang yang eksentris tersebut di Sap 2000?
    2. Lanjutan,,, Sap 2000 untuk Versi terbaru apakah sudah melibatkan perhitungan penampang balok yang eksentris?(setahu saya kita menghitung secara manual besar eksentrisitas sebagai momen tambahan)
    3. Input Dimensi penampang baik balok ataupun kolom ada 2 option Check and Design,umumnya selalu Design karena untuk tujuan Desain setelah hasil analisis selesai. Option Check, apakah hanya di pakai untuk mengetahui kondisi penampang struktur secara globla ketika struktur sudah di analisis?
    4. Nilai koefisien thermal expansion di tentukan berdasarkan suhu suatu lokasi dimana gedung tersebut akan di bangun (bergantung struktur baja atau beton yang akandi pakai), Code apa yang mengatur untuk besar Coefisient Thermal Expansion? SNI Beton 2002 Coeffisient Thermal Expansionya hanya secara umum.
    5. Untuk analisis gedung High Rise Building, Code mana yang mengatur tentang beban angin untuk gedung High Rise (untuk beban angin aerodinamik)?Peraturan Pembebanan 1978 tidak lagi relevan untuk High Rise Building, dan itupun hanya struktur rendah dan bebannya liniear. Apakah bpk punya Code untuk Angin yang dari Australia?

    Salam

    1. 1&2. Kalau pergeseran tidak terlalu besar (misal hanya untuk kolom rumah/ruko 2-3 lantai) saya kira tidak digeser juga tidak apa-apa. Misal mau digeser bisa dilakukan dengan menggeser insertion/cardinal point.
      3. Option check itu dilakukan untuk pengecekan tulangan terpasang, artinya tulangan yang diberikan (diinput) langsung dicek apakah mencukupi atau tidak, jadi tidak didesain oleh program. Option ini hanya ada pada kolom beton saja (balok tidak ada). Kalau dipilih Design maka berdasar beban program akan menghitung kebutuhan tulangan kolomnya.
      4&5. Bisa coba mengacu ke code ASCE 7-10. Kalau beban angin yang kompleks malah mungkin perlu uji terowongan angin (wind tunnel). Untuk high rise building tinjauan beban angin terutama lebih kepada pengaruh kenyamanan atau bisa juga kepada keamanan elemen seperti kaca/fasad luar terhadap vortex.

  7. Di Sap 2000 ada pemilihan input beban Auto Lateral Load dengan beberapa Type. Type User Loads dan User Coeffisient, sama seperti di Etabs, tapi soal hasil analisis kedua sotfware tersebut, apa lebih baik pakai Etabs saja pak, terutama untuk Centre of Mass?
    Di bukunya bapak mengenai input jenis material, Coeff Thermalnya di kasih 0, tapi biasanya jika desain struktur yang real, Coeff thermal bahannya harus di masukan yah, soalnya gedung harus di rancang jika ada kebakaran, agar tahan terhadap api.
    Situs mana yang saya bisa download peraturan merencanakan gedung tahan api pak serta pembebanan untuk LIFT

    1. Kalau utk center of mass ETABS memang bisa muncul outputnya langsung secara otomatis, dan kalau untuk gedung memang bisa lebih ringkas atau mudah pemakaiannya, jadi terserah saja untuk penggunaannya. Untuk koefisien termal tergantung analisis yang dilakukan, kalau tidak memasukkan beban termal (hanya analisis beban mati dan hidup statik atau gempa dinamik), walaupun diberi nilai juga tidak akan berpengaruh pada hasilnya. Input tersebut baru diperlukan jika pada struktur diberi beban thermal, misal berupa gradien suhu. Kalau tidak salah kita juga ada peraturan untuk ketahanan api, mungkin bisa coba dicari di situs BSN atau coba code ASCE 7, sedangkan untuk lift bisa berdasarkan spesifikasi dari produsennya.

  8. Untuk Input data Number of Point per Line pada Analysis Time History, di tentukan berdasarkan apa pak purbo, di Seri 2 jumlahnya 3, ada juga referensi yang lain jumlahnhya 5.

    1. Menurut Standar Pembebanan untuk gedung, Live Load harus di reduksi sesuai dengan fungsi gedung tersebut. Bolehkah tidak mereduksi Live Load yang bekerja, meskipun tidak 100% akan terjadi aktivitas selama 24 jam di lantai2 gedung (mungkin seperti mall2, meskipun tidak 100% terjadi aktivitas selama 24 jam, tetapi jumlah pemakai gedung tak henti2nya mondar-mandir di lantai2 yang bersangkutan, apalagi rumah sakit, sudah pasti hampir 100% aktivitas ada untuk pelayanan). Apakah tidak boros nanti dalam hasil outputnya pak? misalkan untuk desain beton.

      1. Reduksi beban hidup memang sebenarnya lebih ditujukan untuk memperhitungkan bahwa ada kemungkinan bahwa tidak 100% semua beban akan bekerja pada semua luasan lantai dalam satu waktu bersamaan, terutama bila dikombinasikan dengan beban lain, sehingga kalau dilihat dalam peraturan faktor reduksi beban hidup untuk kombinasi beban gravitasi dan beban gempa bisa berbeda. Kalau tidak dipakai reduksi memang akan didapatkan beban yang lebih besar, sehingga pemakaian faktor reduksi tersebut bisa bersifat optional.

    2. Ada keterangannya di halaman 113, intinya harus diketahui dulu format dari input data time history. Kalau contoh pada buku inputnya dalam 1 baris ada 3 pasang data, jadi diisikan nilai 3. Contoh tersebut mengambil dari bawaan akselerogram Elcentro dari program, sehingga jika didapatkan dari sumber lain bisa saja formatnya berbeda. Jadi pastikan dulu dalam satu baris ada berapa pasang data dari input akselerogram yang diperoleh, jangan sampai keliru.

    1. Sebenarnya tergantung dari bidang momen mana yang akan di-release, jadi sebaiknya ditampilkan juga sumbu lokal elemen agar lebih jelas. Misal struktur rangka 2D di bidang XZ dengan sb lokal 3 menjauhi bidang gambar/layar dan sb lokal 2 vertikal ke atas (searah sb Z) maka dipakai release M33 agar momen yg di-release adalah memutari sb lokal 3 (yg searah sb Y dalam contoh ini). Release M22 bisa diterapkan misal pada batang2 ikatan angin/pengaku utk struktur rangka jembatan 3D misalnya.

      1. Permisi pak, sebelumnya saya sedang mendesain jembatan rangka pak utk Tugas akhir saya. Saya bingung, apakah momen 2-2 perlu di release pada rangka utamanya pak. Soalnya, saya perlu melakukan analisis modal untuk analisis respon spektrumnya pak. Tapi, kalau direlease momen 2-2 maka perioda sangat besar pak, kemungkinan karena kekakuannya berkurang ya pak. Dan komentar bapak diatas menyebutkan release m22 pada ikatan angin, berarti kita merelease batang itu melihat dari mana datang bebannya ya pak? Kalau rangka utama direlease m22 juga gak pak? soalnya ada beban angin dan gempa. Terima kasih.

      2. Release momen disesuaikan dengan sumbu lokal dari batangnya. Misalkan rangka utama pada bidang X-Z dan ikatan angin bidang Y-Z, dengan sb.lokal 3 batang rangka utama searah sb.global Y dan sb.lokal 2 batang ikatan angin searah sb.global Z, maka rangka untuk batang rangka utama, release pada momen 3-3 saja karena batang rangka utama ketika jembatan menerima beban vertikal dan berdeformasi akan terutama mengalami rotasi memutari sb.lokal 3, sedangkan batang ikatan angin ketika terjadi beban horizontal (misal angin) akan mengalami rotasi memutari sb.lokal 2 sehingga cukup di-release momen 2-2 (ingat juga bahwa sumbu lokal tidak selalu sama posisi arahnya dengan sb.global, dan tiap batang bisa saja memiliki arah sumbu lokal yang berbeda-beda). Prinsip dari rangka utama untuk menahan beban vertikal, sedangkan ikatan angin adalah sebagai pengaku pada arah lateral/horizontal.

      3. Terima kasih pak, sekarang saya mengerti. Idealisasi nya utk rangka batang ini beban horizontal nya bekerja pada ikatan angin ya pak, sehingga seperti itu kita mereleasenya. Utk ikatan angin gak di release momen 3-3 karena tidak ada beban vertikal ya kan pak. Selanjutnya saya ingin bertanya pak, apakah kolom itu selalu sudut nya 90 derajat pak thdp bidang datar. Kalau di portal ujung jembatan rangka, kalau kolom portal ujungnya miring bagaimana pak, apakah masih bisa disebut kolom portal juga?

      4. Ikatan angin karena memang diposisikan sebagai pengaku arah horizontal/lateral saja sehingga hanya release momen 2-2. Untuk struktur rangka batang (truss) tidak ada pembedaan sebagai kolom atau balok, yang ada hanya batang tekan atau tarik yang hanya tergantung pada beban/gayanya, tidak pada posisinya.

      5. Oiya pak, setelah saya searching2 di materi jembatan rangka, ada juga jembatan rangka pada batang ujung atas sambungannya kaku seperti dijepit begitu pak. Katanya sih untuk meningkatkan kekakuan. soalnya beban dari ikatan angin akan disalurkan ke portal ujung, sehingga memikul momen seperti portal.Tapi ada juga jembatan yang sambungan batang ujungnya sendi-sendi, seperti sambungannya gelagar pak. Berarti tergantung strukturnya pakai yg mana ya pak?

      6. Mungkin yang dimaksud adalah batang ujung ya, kalau batang yang paling ujung, juga batang2 atas yang menghubungkan truss kiri dan kanan maka batang2 tsb diperlakukan sama seperti batang truss utama (release momen 3-3). Untuk pengaku/ikatan angin, yang umumnya berbentuk silang maka perlakuan dengan release momen 2-2. Oh ya, khusus batang2 gelagar melintang jembatan (batang2 bawah) maka batang gelagar tsb dapat juga dianggap sebagai elemen frame karena memikul beban dari lantai jembatan di sepanjang batangnya (yang kemudian ditransfer ke truss kiri/kanan sebagai beban titik pada nodal truss).

  9. Selamat malam, maaf saya mau tanya saat mendesain kolom, nilai momen yang dipakai itu apakah momen 3-3 atau momen 2? Kemudian kenapa di lakulan release momen baik pada sumbu kuat maupun sumbu lemah, bukankah itu justru akan menghilangkan kemampuan kolom dalam menahan momen, sedangkan pada beton bertulang kolom di anggap rigid karena monolit, dan di desain untk menahan momen dan aksial. Mohon jawabannya, terimakasih

    1. Untuk momen secara umum jika tinjauannya secara biaksial maka keduanya dipakai (momen sb kuat M33 dan lemah M22), jika hanya ditinjau secara uniaksial, maka perlu diperhatikan orientasi sb lokal kolomnya. Masalah release, untuk struktur beton memang tidak diberikan release momen. Release biasanya diberikan pada struktur truss baja (kadang bisa juga frame baja) untuk mengakomodasi sifat sambungan yang tahanan momennya tidak sempurna.

      1. Izin tanya Pak Purbo, saya mendesain jembatan baja hanya dengan balok memanjang dan melintang, saat saya merelease momen balok melintang ketika diberi beban horisontal arah sumbu y untuk momennya diperpotongan balok memanjang tersebut terdapat momen di jointnya….bagaimana cara merelease yang benar ya apak, agar momen di pin balok melintang tersebut tidak muncul….? Trims…

      2. Untuk arah release momen bisa disesuaikan, untuk momen memutari sumbu utama lazimnya dipakai M3, sedangkan momen di bidang horizontal (misal pada bracing ikatan angin horizontal) bisa dicoba arah M2.

  10. selamat malam pak. saya mau bertanya. saya sedang mendisain bangunan diamana balok nya saya input menggunakan balok T dan balok L. nah untuk balok L nya saya lokal axes 180 drajad supaya bagian sayapnya mengarah ke pelat. tapi pada saat saya cek design terus saja mengalami o/s#45 shear due to shear force and torsion together exceeds maximum limit, padahal sudah saya gonta ganti dimensinya tapi tetap saja seperti itu. apakah itu pengaruh local axes nya pak ? soalnya balok L yang tidak di local axes semuanya memenuhi. terimakasih pak sebelumnya ?

    1. Assignment balok jenis bukan persegi, terutama balok L, perlu dilihat dahulu apakah sudah sesuai arah penampangnya (dicek di tampilan tipe extruded), karena setahu saya penampang L jika tidak diubah local axes-nya secara default sisi pelat justru akan berada di bawah. Juga bisa dicek berapa besar gaya geser dibandingkan dengan lokasi yang gesernya memenuhi. Sebenarnya dalam analisis memakai balok persegi tanpa harus didefinisikan terpisah sebagai balok T atau L sudah bisa mencukupi.

    1. Terima kasih. Ini sebenarnya masih menunggu kabar dari penerbitnya (Zamil Publishing), draftnya sudah lama dimasukkan tapi belum ada kabar lagi sampai sekarang.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.