Downloads

Berikut ini beberapa tautan download, antara lain program-program buatan penulis dan beberapa peraturan / SNI yang sering penulis gunakan, juga beberapa tautan berguna lainnya. Buat yang pingin nampang di sini (maksudnya juga memiliki freeware buatan sendiri atau tautan lain yang ingin dibagikan) juga boleh, dengan menghubungi penulis terlebih dahulu.

Pendukung Buku :

  • File untuk Belajar SAP2000 Seri 3 (file DXF atap & input portal)
  • Input untuk Belajar SAP2000 Seri 2 (input model portal beton 3D)

E-Book :

Software :

Code / Peraturan / Pedoman :

Brosur / Lain-lain :

* = baru ditambahkan

163 tanggapan untuk “Downloads”

  1. Ping-balik: URL
  2. asslm. bpk..

    Pak maf mau tny, kalo analisis statik kan memiliki waktu getar alami yang bs di btasi dgn rumus Trayleigh.
    Tp kalo analisis dinamik gmana y pak kt bs tau btas2any? Di sni gempa ga dbhs ttg yg dinamik.
    bisakah bpk menjelasknnya??
    trims

    1. Untuk analisis statik, waktu getar pertama kali dihitung dengan perkiraan misal rumus 0.0731*h^(3/4) untuk struktur beton. Perhatikan bahwa hasil waktu getar menjadi tergantung hanya pada tinggi total gedung. Misal dua gedung sama-sama punya 10 lantai tapi yang satu bentuknya jauh lebih pipih dari lainnya (h >> b), akan memiliki waktu getar perkiraan yang sama pula (tidak logis).

      Oleh karena itulah batasan T Rayleigh berfungsi sebagai pengontrol. Kalau dicermati dalam rumusnya mengandung nilai defleksi lateral, yang didapat dari hasil analisis yang tentu saja akan menghasilkan nilai berbeda untuk kedua gedung tadi (defleksi gedung pipih akan lebih besar). Dengan demikian pula, hasil waktu getar alami statik juga akhirnya akan berbeda setelah dicek terhadap T Rayleigh. Artinya, pengaruh kekakuan (dan massa) struktur sudah ikut diperhitungkan dalam T Rayleigh (yang belum diperhitungkan dalam rumus berdasar tinggi total gedung).

      Sedangkan pada analisis dinamik, waktu getar yang dihasilkan sudah dipengaruhi kekakuan dan massa struktur karena dianalisis langsung berdasar pada model strukturnya, sehingga waktu getar juga sudah mencerminkan perilaku yang mendekati sebenarnya. Perlu diingat pula waktu getar alami (statik dan dinamik) juga dibatasi maksimumnya berdasar wilayah gempa dan tinggi tingkat (SNI).

      1. maf pak, melanjutkan prtnyaan sy seputar waktu getar dinamik..
        di atas kalimat trakhir bpk blg bhwa waktu getar dinamik juga dibatasi maksimumnya,
        apa yg mnjd batasan waktu getar dinamiknya pak?? adakah rumus trtntu atau sama dgn ketentuan statik??

  3. triims utk pnjlsnnya pak,,
    tp sy msh ada yg dtnya pak, waktu getar alami dinamik di SNI gempa pasal 7.1.3 dapat di cek dgn rumus V >0,8 V1. Nah sy sudah cek pak, tp tidak ok, lalu sy cek lg sesuai syarat sni gempa 7.2.3 ttg faktor skala.
    Setelah didapat nilai-nilai skala untuk masing-masing arah pembebanan, maka dilakukan analisa struktur ulang dengan mengalikan faktor diatas pada scale factor untuk Define Respons Spectra. Kemudian dilakukan running program ulang. lalu nilai outputnya base reaction utk nilai Vxd dan Vyd. sy cek lg dgn rumus V>0,8 v1. Tp ttp saja ga ok pak.
    apkh memang gedung yg sy tinjau tdk bs dgn dinamik hnya pakai statik ekivalen saja pak??
    krn memang gedung nya hanya 6 lantai dgn memakai didnidng geser..
    mohon pnjlsnnya pak..
    trims

    1. Faktor skala (0,8.V1)/V diberikan pada analysis case saja, sedangkan function RS tetap. Faktor pengali yang dimaksud dikalikan dengan pada faktor yang sudah ada. Jika pada iterasi pertama belum memenuhi maka diberikan lagi faktor pengalinya berdasar nilai V yang terakhir tadi dan di-run ulang sampai memenuhi syarat. Misal V1=1000 kN, V=400 kN < 0,8.V1=800 kN maka diberi faktor 800/400=2. Faktor skala awal misal = I/R.g = 1/4.10 = 2,5. Faktor baru pada analysis case menjadi = 2.2,5 = 5. Jika setelah di-run ulang hasilnya ternyata nilai V=600 kN masih kurang dari 0,8.V1 maka perlu dikali ulang dengan faktor 800/600=1,3 sehingga nilai faktor di analysis case baru menjadi 1,3.5 = …, dst. sampai diperoleh nilai V >= 800 kN .

  4. kalo persyaratan yg diatas ga ok, blh ga sy tetap mengecek nilai simpanganya pak?? TA sy ada perhitungan buat mencari nilai simpangan pak. krn beban geser dinamiknya ga ok, sy bingung apakah ttp dihitung simpangnnya dgn dinamik jg atau ckp statik saja pak??

  5. bpk, maf mau tnya skali lg..
    blh ga sich pak kalo sy meninjau struktur gedung beraturan 6 lantai memakai dinding geser dengan analisi dinamik dan statik?? memang diperaturan jelas dikatakn hrs pakai statik, tp brhubung sy mencri simpangan, jd sy pkr sah2 saja. toh hasil simpngn batas layan dan ultimit aman pak. sy prnh nnya dosen jg ktnya blh2 ja. tp apakah memang di lapangannya secara real, blh bgtu pak??
    sy tkt jg nanti pas sidang justru malah di pertnyakan ama dosen pak…

    trimakasih..

    1. Analisis dinamik dapat diterapkan untuk semua jenis struktur/bangunan (dengan beberapa cek misal syarat 80% gaya geser > statik, dst.), sedangkan analisis statik ekuivalen terbatas pada gedung beraturan saja (lihat syarat ketentuan SNI gempa 2002).

  6. trimakasih pak atas smua saran dan masukan bpk…
    sy sdh sampai pd pembahasan simpangan pak..
    saat ini sy membandingkan prosentase penurunan simpangan tingkat (di) dan juga simpangan antar tingkat (δ). tp ktka penurunan pada lantai atas (lantai 6), nilai simpngn sebelum memakai dinding geser lebih kecil drpd setelah memakai dinding geser pak..ini terjadi pd analisis statiknya dan jg dinamik pak.
    tp untk lntai dibwhnya tdk bgtu pak..
    jdnya prosentase penurunan dilantai 6 minus pak.
    setelah dirata2kan smua penurunan lntai 1-6, didapat hnya 26 %..
    yg sy tnyakan, mngapa bs trjd bgtu ya pak?? simpngn sblm dinding geser malah lbh kcl drpd sesudah??

    mohon pencerahnnya pak..

    1. Coba cek apakah aplikasi model dinding geser memenuhi beberapa syarat misal: pemodelan elemen harus menerus dari atas sampai fondasi; dan tumpuan dinding geser berupa jepit di sepanjang tumpuan dinding (tidak hanya di kolom/ujung).

  7. sudah pak, justru yg bangunan tanpa dinding gesernya yg bermasalah saya kira pak. soalnya jauh bgt selisih simpgn lantai 6 dgn5 pak..
    simpangan antar tingkat untuk arah x
    δ) tanpa shear wall (δ ) dengan penurunan
    0,985 1,263 -28,17%
    1,780 1,787 -0,42%
    2,511 1,872 25,43%
    3,079 1,802 41,47%
    3,317 1,534 53,76%
    2,248 0,956 57,49%
    prosentase rata2 24,93%
    untuk arah y jg pd analisis dinamiknya lantai 6 negatif pak simpgn antar tingkatnya.

    apakah data penurunan simpangan sy walupun minus dilantai 6 dan 5 bs di katakan memenuhi syarat fungsi dinding geser untuk menurunkan simpgn ga pak?? sbnrya untk smpgn tingkat perlantai/horisontal, dia ga minus pak. tp yg diatas adlh nilai smpgn antar tingkatnya.. jd sy mncri smpgn tingkat dan antar tingkat.. perlukah sbnrya diketahui antar tingkatnya pak kalau sdh didapat yang simpgn tingkatnya?? ( sy mengacu pd SNI gempa yg batas layan dan ultimit bahas ttg simpangan tingkat dan simpgn antar tingkat)..
    maf skali sy sudah bnyk merepotkan bpk..
    skali lg sy ucpkan trimaksih…
    mohon pencerahaanya ya pak…

    1. maf pak, yg diatas, 0,985 kebwh adalh smpgn tanpa dinding geser sdgkn 1,263 dst kbwah adalah struktur dengan dinding geser.

    2. Dalam pasal 8.1 dan 8.2 yang ditentukan adalah batas simpangan antar-tingkat, masing-masing untuk batas layan dan ultimit, dan bukan dalam prosentase tapi batasan nilai, jadi masuk atau tidak dalam syarat tersebut dicek apakah memenuhi batasan nilai atau tidak.

  8. pagi pak purbo.
    saya mau tanya ni, bagaimana perhitungan pembebanan jika kita menggunakan plat bondex dan hollow slab??

    terima kasih

    1. Kalau masalah pelimpahan beban pelatnya bisa dihitung berdasarkan luas tampang efektif pelatnya tanpa lubang (untuk hollow) atau ekuivalennya (bondek), sedangkan kalau pemodelannya alternatif bisa memakai area section dengan shell-layered pada pilihan type.

  9. pagi, pak purbo
    jika ddg beton/sw menahan beban urugan / timbunan tanah, parameter apa saja yg hrs di masukan dalam perhitungan sap2000, menu apa saja yg hrs di input?
    mohon pencerahannya.
    terimakasih

    1. Dinding yang menahan tekanan tanah atau air dapat dimodelkan dengan elemen shell yang dibebani pada arah lateral, bisa dengan uniform load berupa beban tekanan luasan (berat jenis tanah/air dikalikan ketinggian/kedalaman).

  10. Terima kasih pak Purbo, sekaligus salam kenal, saya telah mencoba unduh software pembebanan, hasilnya sangat memuaskan, sekali lagi terima kasih

  11. Pak Purbo, mau tanya, cara cek dual system pada SAP bagaimana ya Pak? kan struktur frame harus dapat menahan setidaknya 25% gaya lateral. nah yg bingungnya, cek nilai story shearnya di SAP bagaimana ya Pak?. mohon pencerahan……. 🙂

    1. Caranya dengan melihat base shear dari masing-masing sistem (frame dan shear wall) lewat section cut, yang dibahas dalam buku Seri 2. Bedanya pada group, dibuat kelompok terpisah untuk seluruh kolom lantai dasar dan dinding geser lantai dasar, lalu dibandingkan nilai base shear-nya terhadap nilai total.

  12. pak purbo, software pppurg 1987 v. 3.0 saya download, n saya install tapi kok nggak bisa dibuka ya ?

    malah error, pesannya kayak gini:

    Run-time error ‘339’
    component ‘tabctl32.ocx’ or one of its dependencies not correctly registered: a file is missing or invalid

    mohon informasinya pak, cara ngatasin masalah diatas.

    sebelumnya terima kasih

  13. mas purbo,, sys mau tanya menyediakan buku tentang geoteknik tdk?
    khususnya yang bahas mengenai pondasi untuk bangunan tinggi

  14. dear pak purbo,
    saya salah satu pemilik karya yang bapak terbitkan pak. (y)
    saya mau tanya tentang tentang analisa pada baja. pada struktur menara radio, dimana terdapat penompang tahanan seling, untuk analisa tetap menggunakan linear statik atau nonlinear pak. mohon pencerahan pak.

    1. Maksudnya ‘seling’ itu sling ya, batang yang hanya menahan tarik. Analisis batang tarik murni bisa secara otomatis atau manual. Otomatis dengan input tension/compression limit tapi mungkin memerlukan analisis non-linier. Cara manual ditinjau untuk masing-masing kombinasi cukup dengan analisis linier, di mana jika pada suatu kombinasi batang tersebut ternyata mengalami tekan, maka batang dihapus dan dianalisis ulang strukturnya. Jika ternyata masih ada sling yang mengalami tekan maka diulangi lagi langkah serupa sampai tidak ada sling yang mengalami tekan (semuanya mendapat gaya tarik).

      1. terimakasih pak purbo
        berarti untuk kombinasi tetap menggunakan kombinasi statik linear pak?
        karena sangat sedikit sekali literatur yang mengenai struktur menggunakan sling.

  15. dear pak purbo,
    mengenai design gempa statik dan dinamis, untuk struktur tak beraturan apakah masih harus dicek dengan statik? apakah cukup dengan dinamis saja? contoh bangunan seperti galeri (truss). seperti pertanyaan dianita diatas, apabila skala faktor diatas diperbesar, maka struktur tersebut bisa menjadi boros. trimaksih

    1. Sesuai syarat SNI, maka analisis dinamik juga perlu dicek terhadap batasan base shear minimum > 80% dari statik (code terbaru malah 85%). Mengutip kalimat dari penjelasan SNI (Pasal 7.1.3) : “Pada struktur-struktur gedung tertentu kadang-kadang terjadi, bahwa respons total terhadap gempa adalah lebih kecil dari respons ragamnya yang pertama. Hal ini disebabkan oleh respons ragam yang lebih tinggi yang mengurangi respons ragam yang pertama tadi.” Batasan tersebut tujuannya adalah untuk menjamin agar kapasitas struktur terpasang tidak akan kurang dari respon ragam pertamanya (mode pertama/fundamental mode) yang didapatkan dari hasil statik. Ukurannya bukan sekadar boros atau tidak, karena kalau mau tidak boros ya tidak perlu didesain dengan gaya gempa malah jauh lebih irit kan. Hal ini terutama nyata untuk gedung/bangunan yang kompleks misal gedung tinggi, namun perlu disesuaikan untuk misal desain bangunan yang relatif sederhana seperti rumah/ruko 2 lantai memang mungkin akan perlu perlakuan tersendiri terutama dari pembebanannya.

      1. dear pak purbo,
        jika hasil output stress ratio di WarnMsg ada keterangan kl/r > 200 (LRFD B7, LRFD SAM 4, HSS 2.3). tapi nilainya aman, apakah harus diganti pak.
        terima kasih

      2. Menurut saya profil kalau mau dipakai masih bisa, hanya perlu pertimbangan tambahan pengaku lateral agar panjang tekuk (yang merupakan isi pesan warning) bisa dikurangi. Untuk kasus balok bisa ditambah sisipan pelat pengaku pada jarak tertentu, sedangkan kolom bisa diberi balok anak misal pertengahan tinggi kolom.

  16. dear pak purbo,
    cara mengabungkan jenis matrial yang berbeda di SAP2000 bagaimana ya? saya ada kolom baja, mau saya isi beton. saya coba menggabungkan dengan section other design gagal terus. terimakasih

    1. Maksudnya itu mau bikin kolom komposit ya, bisa coba dengan section designer, tapi itu pun setahu saya memang tidak bisa sampai ke tahap desain.

  17. buat pak purbo, pak saya mau tanya, untuk menentukan aman atau tidaknya sebuah rangka batang setelah di run bagaimana pak?? saya diberikan arahan dari beberapa kolega sy bahwa dengan melihat graph energy warna pd hasil run, ada beberapa golongan graph warna pak, bagai mana memilih yang aman, efisien, ataupun melihat rangka batang yang tidak aman, trm kasih sebelumya pak ^^

    1. Pada rangka batang baja hasil desain ditampilkan lewat display design info pada menu design, dan akan tampil grafik batang berwarna-warni yang menandakan rasio tegangan antara yang terjadi dengan ijinnya. Pada batang yang nilainya melebihi tegangan ijin (rasio melebihi 1,0) biasanya warna merah. Warna-warni batang mewakili nilai rasio tegangan sesuai dengan yang ada di bawah layar.

      1. trm ksh atas masukanya pak, apabila sy ingin ikut berlatih di zamilconsulting dengan dengan berbagai macam kasus program sap apakah bs pak?? satu minggu hingga 3 minggu pak, mohon informasinya, tks

      2. Sebaiknya sih kalau belajar itu satu-dua contoh dahulu agar lebih mantap. Info pelatihan silakan bisa ke website-nya langsung.

  18. Pak Purbo,mau tanya tentang Wind Load nih. Untuk menentukan beban angin ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien2 angin. Nah,yang bikin Saya bingung,di SNI koefisien2 anginnya ada yang plus(+) dan yang (-), maksudnya plus dan minus ini apa ya Pak? Terima Kasih.

    1. Tanda tersebut lebih menyatakan arah pembebanannya, yaitu positif (plus) untuk beban angin tekan (menuju bidang tekanan) dan negatif (minus) untuk beban angin hisap (menjauhi bidang tekanan angin).

      1. Ooo begitu ya Pak. Berarti, beban angin ditentukan dari jumlah pengalian masing2 koefisien ya Pak? Misalnya, untuk koefisien angin bidang atap pelana biasa tanpa dinding, di SNI tersebut untuk kemiringan atap ∂ = 30º, koefisien utk bidang atap pihak angin +0,8 dan koefisien utk bidang atap lain -0,4. Dan tekanan tiupnya 25kg/m. Jadi, beban anginnya hasil dari pengalian 25(+0,8) + 25(-0,4) ? Terima Kasih.

      2. Hati-hati tekanan tiup itu berupa pressure, satuannya beban per luasan (kg/m^2), jadi perlu dikalikan lagi dengan luasan area yang kena beban angin. Misal luas bidang pihak angin A m^2 dan bidang lain B m^2 maka beban angin menjadi sebesar 25×0,8xA (pihak angin, menuju bidang) dan 25×0,4xB (bidang lain, menjauhi bidang), satuan dalam kg. Beban angin total (kg) ini bisa selanjutnya misal disebar sebagai beban titik dengan dibagi jumlah nodal pada bidang bersangkutan, bisa juga kalau mau dibebankan sebagai beban luasan tinggal dibagi kembali dengan luasan area terkait.

  19. dear pak purbo,
    mengenai desain pada platformd baja, jika saya tambahkan bracing menyilang pada platform/frame yang ada, jika menggunakan beban shell (UTF) bracingnya menerima beban. sedangkan funsi bracing tersebut hanya sebagai pengaku. untuk mengataasinya bagaimana pak purbo. terimakasih,

  20. Assalamualaykum pak
    saya hasan, yg bulan lalu ikut privat pak purbo.
    saya mau tanya untuk standart SNI 1726-2012 itu jika di SAP2000 sama kah dengan UBC 97?
    kemarin saya tanya Prof.Tavio presiden ACI indonesia katanya SNI 1726-2002 juga tidak sama dengan UBC 97, lalu jika memakai SAP2000 maka standar yang dipakai yang mana pak?

    1. Wa’alaikumsalam, kalau dilihat pada acuan normatif (pasal 2), SNI 2002 salah satunya mengacu ke UBC 97 sedangkan SNI 2012 mengacu IBC 2009, jadi memang tidak sama persis antar aturan SNI dan luar negeri, karena SNI tidak mengadopsi secara penuh seluruh ketentuan-ketentuannya, paling jauh mungkin hanya sebatas mendekati saja. Jadi kalau Anda mau memakai misalnya input beban gempa statik ekuivalen dengan auto-lateral load yang bisa dilakukan ya mengambil peraturan yang mendekati alias acuannya (misal dikehendaki SNI 2002 ambil UBC 97, dst.), atau memakai input secara umum (manual). Kalau masih ragu bisa dicoba membuat model sederhana saja lalu dibandingkan input secara otomatis dan manual.

    1. Kalau menurut SNI 1726-2002 pembatasan ada pada golongan keberaturan struktur gedung terkait penempatan sistem struktur dan denah/elevasi (lihat Pasal 4.2.1-4.2.2).

  21. perkenalkan nama saya Azmi, mahasiswa teknik sipil
    sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih banyak pak purbo, postingan & 2 bukunya sangat bermanfaat untuk proses penyelesaian skripsi saya

    yang mau saya tanyakan, bapak punya referensi/ebook tentang Pushover Analisys dengan program SAP2000 nggak pak? mungkin bapak bisa bantu
    atau mungkin bapak bisa memposting soal Pushover Analisys di blog ini, terutama tentang properties dan detail2 yang harus diperhatikan/diubah-ubah

    terima kasih atas ilmu & perhatiannya pak 🙂

    1. Untuk masalah referensi tsb setahu saya memang belum banyak karena topiknya memang cukup mendalam/spesifik, membutuhkan analisis properties misal sambungan joint dan material non-linier, dll. Sementara bisa dicari di literatur perpustakaan beberapa universitas yang ada, dan beberapa sumber online saya kira bisa dijadikan acuan juga selama asalnya jelas dan kredibel misal dari univ atau ahli populer. Saran secara umum sebelum diterapkan pada model secara penuh adalah dicoba terlebih pada model skala kecil (sederhana) terlebih dahulu, sehingga karakteristik dari analisis yang dilakukan dapat dipahami dan ketika ada permasalahan maka untuk merunut penyebabnya masih lebih mudah. Setelah cara dan konsepnya dipahami barulah diterapkan pada model yang lebih besar.

  22. Assalamualaikum wr. wb. Pak bagaimana cara cek strong column weak beam pada struktur gedung yang dihitung dengan analisis dinamis

    1. Wa’alaikumsalam, bisa coba dilihat setelah proses desain otomatis selesai, ada pilihan column/beam capacity ratio di menu design, display design info.

  23. Assalamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh pak Purbo.
    Pak Purbo, saya Ardi murid short course zamil analisis gempa.
    Izinkan saya mengajukan beberapa pertanyaan pak.
    1. Pada portal saya ketika statik ekuivalen nilai T pada mode 1 (translasi arah y) nilainya sebesar 0.42 dan portal mempunyai 4 lantai. Ketika penampang utuh tanpa pembesaran RS Tnya berubah menjadi 0.13 pak. Kenapa Tnya makin kecil ya pak?
    2. Pada portal saya didapatkan mode 1 translasi arah Y, mode 2 rotasi dan mode 3 translasi arah X. Apakah persyaratan mode 1 itu harus translasi arah X, mode 2 harus translasi arah Y, dan mode 3 rotasi? Persyaratan saya dapat dari tentor les di zamil.
    3. Apakah nilai T termasuk syarat utama nilai kekakuan suatu portal?
    4. Ketika saya mencoba mengambil data drift ratio, kenapa nilai dari lantai 2 sampai lantai 4 nilainya sama ya pak? Dibagian mana pak kira-kira langkah saya yang kurang tepat?
    5. Ketika saya mempunyai portal yang sama tetapi metodenya saya menggunakan SRPMB dan SRPMM kenapa ukuran frame sectionnya sama ya pak? Padahal data RS data gaya lateral anatara SRPMB dan SRPMM sudah signifikan berbeda. Perbedaan signifikan antara SRPMB dan SRPMM dapat dicek darimana pak?
    Saya berharap besar untuk dapat balasan dari bapak. Terimakasih sebelumnya pak atas waktunya.

    1. Wa’alaikumsalam Wr. Wb., wah mestinya bertanyanya ke tentornya Zamil ya, hehehe…

      Maksudnya ‘pembesaran RS’ apakah maksudnya perbesaran faktor untuk mengakomodasi syarat base shear dinamik min. 85% ragam pertama? Kalau yang dimaksud adalah itu maka faktor perbesaran tsb. tidak akan berpengaruh ke nilai waktu getar. Yang akan berpengaruh adalah pemakaian penampang utuh atau penampang retak (dengan reduksi inersia). Model dengan penampang utuh akan memberikan nilai waktu getar yang lebih kecil karena struktur bersifat lebih kaku dibandingkan jika penampang sudah dianggap retak.

      Untuk mode shape yang jelas untuk struktur gedung tinggi umumnya diusahakan agar mode torsi/puntir tidak muncul pada mode pertama, lebih diinginkan translasi, mau arah X atau Y tidak masalah. Dalam SNI gempa 2012 nilai waktu getar ada ketentuan tersendiri yang nantinya akan berkaitan dengan perhitungan syarat base shear dinamik terhadap statik (pasal 7.8.2).

      Semestinya kok masing-masing akan berbeda, coba dicek lagi dahulu mulai dari defleksi lateral antar lantai harusnya berbeda. Kalau defleksi sama semua kemungkinan ada kesalahan saat input joint constraint diafragma (kemungkinan keliru dipilih beberapa lantai berbeda bersamaan, harusnya terpisah per lantai).

      Untuk nomor terakhir apakah maksudnya digunakan model struktur baja lalu digunakan fasilitas auto design? Kalau memang demikian salah satu kemungkinan adalah walaupun ada perbedaan gaya atau momen antara kedua sistem namun tidak terlalu signifikan terhadap hasil desain. Misal SRPMB menghasilkan output gaya 1,0 t dan SRPMM 1,2 t sedangkan profil jenis A tahanan gayanya 0,9 t dan profil B 1,5 t maka program akan sama-sama memilih profil B untuk kedua sistem sebagai hasil desainnya.

  24. Program PPPURG 1987 V.3.0 (Program ringkasan pembebanan), mau menanyakan terkait menjalankan program tersebut di win 10 64 bit, koq tidak bisa berjalan dengan baik ya?
    mohon pencerahannya Pak.

    1. Pak Robert, ada beberapa alternatif yang bisa dicoba, silakan bisa disimak di sini. Saya juga memakai Win10 64 bit dan bisa berjalan dengan baik. Alternatif juga bisa memakai versi non-program (pdf dll.) yang tersedia, karena program tersebut isinya sebenarnya merupakan rangkuman saja. Terima kasih.

  25. Assalamualaikum pak Purbo. Saya Nata, salah satu mahasiswa Teknik Sipil yang sedang mengerjakan Tugas Akhir. Kebetulan tugas akhir saya mengangkat tema tentang pushover. Ada 2 hal yang ingin saya tanyakan,
    1. Untuk analisis pushover dengan SAP, bagaimana cara input tulangan pada balok? Karena di SAP2000 sendiri tidak ada tools buat mendefinisikan tulangan balok dan hanya tersedia untuk tulangan kolom. Dan jika memang tidak bisa input tulangan balok sesuai keadaan eksisting, maka seperti apa mengetahui bahwa hasil analisis pushover yang saya lakukan sudah sesuai dengan keadaan struktur sebenarnya?
    2. Saya sudah mencoba untuk melakukan pushover, tapi nilai roof displacement yang didapat termasuk kecil dan jika dilanjutkan ke perhitungan kriteria kinerja berdasarkan ATC40 maka struktur tersebut hanya masuk di kategori IO. Tapi jika diperhatikan pada mekanisme sendi plastis, ketika struktur berada pada kondisi deformasi kecil tersebut (sesuai dengan nilai performance point), sudah banyak sekali balok yang mengalami keruntuhan (Level E). Jadi apakah kesimpulan kriteria kinerja struktur berdasarkan rumus ATC40 saja atau perlu ditinjau juga dari mekanisme sendi plastisnya pak? Soalnya saya mencoba untuk menganalisis struktur bangunan yang berada di Kota Balikpapan (kategori seismik B) untuk di lakukan analisis pushover sesuai dengan gempa kota Palu (Kategori seismik D) namun didapatkan hasil seperti yang saya jelaskan diatas. mohon penjelasannya pak.

    Terimakasih

    1. Wa’alaikumsalam, Wr. Wb. Untuk inputnya di analisis pushover sepengetahuan saya bisa dua cara. Yang pertama saat definisi sendi (hinge) ada input untuk yang perilaku joint yang didasarkan antara lain dari penulangan balok (dan kolom), jadi perlu dilakukan analisis dahulu (bisa dengan program lain misalnya) untuk mendapatkan perilaku sendinya; lalu yang kedua dengan fasilitas auto hinge saat definisi sendi plastis. Metode kedua didasarkan dari hasil desain pada program, jadi sebelum running analisis pushover harus dilakukan desain otomatis untuk penulangannya terlebih dahulu.

      Sebelum melangkah ke analisis pushover, ada baiknya dilihat dahulu perilaku struktur pada pembebanan gravitasi atau beban lateral jika ada apakah deformasi dan gaya dalam sudah cukup logis (tidak terlalu besar/kecil, bentuk deformasi normal, dll). Ini untuk mengantisipasi kemungkinan ada kesalahan/kekurangan pada modelnya yang tentu saja berpengaruh pada analisis pushover selanjutnya. Salah satu hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah jika pada struktur terdapat elemen seperti dinding geser yang dimodelkan sebagai shell bisa berakibat struktur menjadi terlalu kaku sehingga akan cenderung memberikan hasil yang kecil. Kembali ke kasusnya, kalau diperhatikan keterangannya, sepertinya strukturnya kurang memadai untuk menahan gempa yang lebih besar, namun coba dicek dahulu hal-hal yang diuraikan sebelumnya. Untuk referensi bisa dibaca juga buku ‘Contoh desain bangunan tahan gempa’ karangan Prof. Bambang Budiono di bab terakhir tentang pushover.

  26. Assalamualaikum mas purbo, saya mau minta izin kalau di perbolehkan memposting ulang artikel mas ini di blog saya dengan mencantumkan alamat blog mas ini. Sekiranya kalau di izinkan mohon dibalas pesan saya mas, terima kasih 🙂

      1. Terima kasih mas sudah di izinkan untuk post ulang, setelah saya cek ada beberapa link download yang error/rusak, mohon diperbaiki untuk file:
        – ACI 318R-08
        – ACI 2005
        – Precast Slab (AK)

        terima kasih

      2. Terima kasih infonya, untuk link yang rusak sudah di-remove, sedangkan link untuk precast slab tampaknya masih oke.

  27. Saya sudah coba mendownload precast slab (AK) di mediafire, tetapi tulisannya selalu “Something appears to be missing…”, mohon solusinya agar bisa didownload, terima kasih

  28. Pak, saya ingin membeli buku BELAJAR SAP2000 SERI 2, di halaman pemesanan yang ada hanya BUKU DESAIN STRUKTUR BANGUNAN.
    Apakah karna stock buku BELAJAR SAP2000 SERI 2 telah habis pak ?

  29. Selamat malam pak Purbo,
    Sebelumnya saya sudah menanyakan ke bapak ketersediaan buku BELAJAR SAP2000 SERI 2 ternyata stock nya telah habis. Jadi begini pak, saya sedang melaksanakan penulisan skripsi mengenai dinding geser. Jadi saya sangat membutuhkan buku tersebut sebagai pedoman dan pembelajaran yang sangat penting guna menyelesaikan skripsi saya pak.

    Jika buku bekas ny pun tidak apa pak, soal nya saya sudah mencari cari di toko2 buku di daerah saya tapi juga tidak ada pak mengenai dinding geser menggunkanan sap2000.

    Jika masi ada walaupun sudah tidak baru lagi, tidak apa pak, asal isi buku nya masi lengkap.
    Tolong dikabari melalui email pak ya ..

    Terimakasih atas perhatiannya pak

  30. Assalamu alaikum wr. wb
    maaf sebelumny jika mengganggu waktunya pak.
    saya sudah baca buku bapak yang “Desain Struktur bangunan – Atap Rangka Baja Bagian 1 – Edisi kedua” ada beberapa yang saya bingung dengan nilainya yang jika dilihat dari notasi kodenya, itu berbeda dari angka yang di cantumkan. contohnya di halaman 148. untuk perhitungan base plate. dimana dari perhitungan luas dimensi yang diperlukan di peroleh A0 = 2862,62 mm2, tapi pada perhitungan lebar yang diperlukan dimana dengan rumus akar dari A0, tapi nilai yang tertulis disini akar dari 2661,94. nah disini saya agak bingung. niliainya kenapa bisa berubah. mungkin bisa dibantu pak terkait permasalahn ini. atas perhatiannya terimakasih

    1. Wa’alaikumsalam Wr. Wb., terima kasih atas komentarnya, jangan khawatir tidak mengganggu dan justru malah membantu kok. Untuk nilai yang tercantum seharusnya dipakai yang 2862,62 mm^2, angka di dalam tanda akar masih dari perhitungan lama dan belum sempat diganti. Pun sebenarnya nilai hasil tersebut juga akhirnya tidak dipakai karena dimensi baseplate dipakai nilai yang lebih besar. Sekali lagi terima kasih atas koreksinya.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.